Powered By Blogger

Senin, Mei 29, 2006

' Thoughts '

#1 - The cropped picture
Gue lagi sebel bgt sama temen gw, not a close friend,... Mungkin ini sepele tapi bwt gw cukup ngenes di hati. Waktu itu gw foto bertiga : gw, si N, and si A,... fotonya pake HP gw, secara hak milik itu jg termasuk hak cipta gw,... namanya ama temen, si N bebas aja copy foto itu dr fs, dan nyatanya, foto itu sama di-crop, dia buang gambar gw dan sisanya tinggal mereka berdua aja kayak dua sejoli sahabat sejati,... without me,... what a nice friend she is,... damn! (dengan nada kesel tertahan).

#2 - Freelance
Suatu sore gw nonton reality show yg bagi2in uang 10 juta rupiah sm orang yg tim acara pantas mendapatkannya. Ketika si bapak yg beruntung itu diwawancara, dia menyebut pekerjaannya itu freelance dan itu sedikit berkonotasi beda dengan tulisan keterangan di tv yg menyatakan dia sbg buruh serabutan. Gw tertawa miris,... Gw kan juga pengen jadi seorang freelancer, berarti gw buruh serabutan dong :( Kenapa orang tv gak nulis "pekerja lepas" aja ya? Apa karena dia dipandang "miskin" jadi lebih cocok dengan sebutan "buruh serabutan", padahal bibirnya berucap "freelance",...

#3 - The Da Vinci Code the Movie
Gw abis nonton film DVC itu hari jumat siang kemaren setelah Kamisnya keabisan tiket. Filmnya bagus kok, beda sama review di Kompas yg melaporkan banyak kritikus film klo film itu jelek dan jauh dari novelnya yg penuh dengan bahasa dramatis dan mendongeng. Gw protes. Gw nonton dan gw bilang itu film bagus bgt kok. Sesuai dg bukunya kok. Visualisasinya cukup memuaskan keterbatasan imajinasiku saat terkungkung deretan kata-kata yang tercetak di novel pak Brown. Kritikus itu kejam bgt yak,... kan kasian udah bikin film capek2, bagus2, ngeluarin duit banyak2,... tapi cuma caci maki dan hina dina yang didapat. Padahal kan belum tentu jg si kritikus bisa bikin film yg jauh lebih bagus dari yg udah dia kritik abis2an itu. Jadi inget sama temen gw Bur2 yg pernah bilang untuk tidak menjudge hasil karya orang dari cuma sudut pandang kita aja,...

#4 - Gempa Jogja
Gw mo menghaturkan doa spy semua orang di dunia ini, yg merasa sedang tertimpa bencana, musibah, dan kesedihan, bisa diberi kekuatan untuk tetap tabah menjalaninya dan bisa membuka matanya bahwa Allah tidak tidur dan pasti sedang menyiapkan kado yang luar biasa indah ketika kita semua berhasil menjalani semuanya. Amin.
Jadi inget, banyak perusahaan mengirimkan simpati lewat televisi atas bencana gempa jogja ini. Mereka kirim simpati itu buat siapa ya? Kan kemungkinan mereka yg tertimpa bencana Jogja itu nonton tv itu hampir nol,... Mereka sibuk evakuasi, ngungsi, berobat, merenung, dan tv-tv udah remuk digilas atap rumah yg berlutut mencium tanah.
uuuppss, terlalu sinis ya?
Maaf,...

Cukup empat aja deh yang bisa kepikiran sampai detik ini. Moga2 aja ada kesempatan nyambung lagi. Amin.

Sabtu, Mei 13, 2006

D I A

Sekarang aku lagi bingung. Aku lagi disibukkan mencari pecahan diriku yg tiba2 ngumpet entah ke mana. Sudah dipanggil-panggil tak juga menyahut. Aku belum memutuskan untuk dengan total segenap jiwa raga menyelungsup ke setiap sudut untuk mengeluarkan si dia yang tengah bersembunyi. Takutnya, kalo aku paksakan dia akan akan padam dan mati.

Dia gairahku
Dia yang memberikan arti.
Dia yang akan menjadi masa depanku.
Dia yang sempat hilang karena kecewa berat setelah aku berpaling kepada bentuk pecahan yang lain sebelum gw sempat setulus hati menjadikannya sesuatu yang berarti. Aku meninggalkannya dalam bentuk yang bahkan sebelum berkembang.

Aku tahu dia membaca tulisan ini karena memang dia adalah pecahan yang turut menghidupi diriku sebagai manusia. Aku tahu dia tidak akan selamanya sembunyi. Aku tahu dia takkan sanggup pergi dan melepaskan diri dariku. Aku cuma hanya ingin minta maaf. Aku cuma ingin memintanya kembali. Aku cuma ingin dia memberikan pencerahan dan jalan agar kami berdua bisa sama-sama meniti jalan untuk merintis masa depan.

Aku tunggu, selalu...

PS : bUat yang baca,... tulisan ini BUKAN untuk pacar atau suami atau selingkuhan atau segala perwujudan semacamnya. Ini benar2 pencarian "dia" yang memang bagian dari "diriku".

Sabtu, April 29, 2006

bAn6kiT sAudAraKu! [edisi khusus perempuan]

Gw suka bertanya-tanya,...

Betapa belakangan banyak perempuan yang berteriak-teriak mereka sedang menjadi korban kekerasan, dalam segala bentuknya, oleh laki-laki.

Gw bukan feminis,... apalagi berniat membantu membela kepentingan laki-laki. Gw hanya mempertanyakan apa yg tertangkap sama kacamata minus gw,...

Alkisah, ada seorang cewek, sudah beberapa bulan putus dari pacarnya,... alasannya tidak terlalu jelas. Tapi sampai sekarang mereka masih berlaku seperti layaknya orang pacaran, termasuk dalam bentuk sentuhan fisik yg biasa para pelaku pacaran lakukan. Cewek itu masih suka ngerjain tugas-tugas kuliah mantannya. Cewek itu menghabiskan banyak pulsa untuk nelponin mantannya hanya untuk mendengarkan info kalo mantannya itu sedang ga ada atau kalimat penolakan "Ngapain sih lo nelpon2 gw lagi??" Bahkan dia merelakan temennya yang lain meneleponkan si mantan agar dia bisa denger suara mantannya itu. Dia rela mengejar ke mana mantannya itu pergi. Rela jadi tempat sampah dan wadah pelampiasan “kebutuhan” si mantan – sorry for mentioning this – sampai detik gw nulis ini. Lalu begitu si mantan selesai dengan apa yg dia perlukan, dia meninggalkan si cewek itu begitu saja. Ini siklus yang terus berulang sampai sekarang.

Ketika temen-temen si cewek menasihati dan berusaha menyadarkan, si cewek berontak dan marah-marah, “gw itu ga suka diatur-atur!” … Lho apa yang salah dengan ngatur2 itu,… memang si cewek itu kok yang buta. Lihat realita. Seberharga apakah si mantannya itu sampai digandolin seperti itu? Mestinya dia bisa melihat siapa yang sebenernya sayang sama dia. Teman-temannya itu jauh lebih sayang daripada mantannya itu.

Lalu ada si pemudi yang juga udah putus dari cowoknya. Tapi beberapa hari yang lalu dia bertandang ke rumah si pemuda – yang seorang Play station addict. Si pemudi “dikacangin” di ruang tamu, sendirian, cm ngulak-ngalik hape. Si pemudanya malah asyik maen balapan di playstation sama temen sekelasnya yg kebetulan bertandang juga. Si pemudi dicuekin di ruang tamu dari siang sampe malem sama si pemuda. Si pemuda baru mau ngomong ketika nyokap si pemuda nyuruh si pemuda nganterin pemudi pulang karena sudah malam. Itu juga dengan seperdelapan hati, bukan setengah hati lagi.

Gw gat au apa yg melatarbelakangi tindakan si cewek sama si pemudi itu sampai mereka beraksi menghiba cinta kepada yg sudah jelas-jelas merobek apa yang mereka agungkan selama ini. Yang satu rela dijadikan kacung – maaf kalo kasar, tapi semua orang yang mengenal si cewek pasti berpikiran seperti itu – dan yang satu rela membuang waktu demi sesuatu yang sia-sia.

Diputusin memang sakit. Apapun bentuk dan alasannya. Mau diputusin langsung atau lewat telepon atau email atau bahkan sms, tetep aja rasanya sama sakitnya. Tidak ada legitimasi diputusin secara langsung itu akan mengurangi sakitnya. Gw pernah diputusin either in direct or by phone. Sama sakitnya.

Gw engga mau men-judge siapa-siapa. Gw bukan ahli tentang hubungan. Gw cm mau beberapa orang sadar. Di luar sana banyak wanita yang sedih karena mengalami KDRT dari segi fisik, emosional, seksual, dan ekonomi. Tapi kenapa, sesame wanita juga, ada yang suka menempatkan dirinya sebagai korban. Menikmati perannya disiksa dan digelontori perasaan tak berarti. Padahal perempuan itu makhluk kuat, lebih kuat dari laki-laki. Dianugerahi kemampuan mengandung, melahirkan, membesarkan calon-calon manusia, mestinya bisa dengan mudah survive, bahkan melawan, ketika sedang disakiti.

Obat memang terasa pahit di lidah, tapi bisa memberikan kesembuhan bagi si sakit. Coba lihat permen yang memberikan rasa manis tapi ujungnya sanggup membuat gigi rusak pelan-pelan,…

Bangkit saudaraku,… bangkit!

M0mmA's sWeeT GirL

Ada satu yang gw pahami dari diri gw hari ini.

I was, I am, and I will always be momma's sweet girl.

Gw udah kembali ke jalan di mana gw punya tekad untuk ga nyakitin keluarga gw lagi. Gw pernah menyakiti mereka, dan gw sepenuhnya sudah kembali ke mereka selama hampir dua tahun ini,... dan gw yakin kalau gw ga mau nyakitin mereka lagi.

Kalau orang suka hidup dg tantangan dan problema, gw lebih memilih hidup damai. Terserah kata orang kalo gw hidupnya basi,... itu kan dari kacamata seorang penantang,... tapi di kacamata gw, hidup damai dengan orang yang kita cintai (keluarga, teman, pacar, bahkan diri sendiri) itu adalah tantangan tersulit yang setiap orang pasti alami.