Powered By Blogger

Jumat, November 23, 2007

My First Translation Job

Finally, after going through three long and exhausting tests within a year, now i am hired to be a freelance English - Indonesian translator at PT. Gramedia Pustaka Utama ... Yipppieee! I was accepted on November 14, 2007 and the deadline will be in the first week of February 2008.

The editor, Mbak Dharma, assigned me this novel to be translated. Wish me luck, okay!


Title :
Raintree : Haunted
Author :
Linda Winstead Jones

But then, the big deal is how to express the intimacy scenes in a nice correct Indonesian without being cheezy or obscene... Can anyone help me?

Kamis, November 01, 2007

Aku Cemburu, Sayang...

“Aku cemburu karena aku mencintaimu, sayang!”

Kalimat ini sering sekali meluncur dari bibir seorang pencemburu. Sebuah ucapan yang teramat klise. Bahkan aku juga beberapa kali menjadikannya suatu tameng atau cadar dari sesuatu yang lebih dalam.

Ada orang yang sempat mencetuskan pertanyaan, “apa sih yang ada di otak orang yang terlalu cemburuan? Kenapa selalu ada ketakutan-ketakutan yang sifatnya enggak nyata?”

Apa orang yang cemburuan itu – dalam taraf tertentu – sedang mengalami halusinasi? Dia berhalusinasi, membiarkan ketakutan-ketakutan di otaknya untuk bebas berlarian ke sana kemari, bahkan hampir menjelma menjadi kenyataan,… sehingga dia tidak bisa membedakan mana kenyataan dan mana ketakutan belaka. Apakah orang cemburuan itu sakit jiwa? Tapi bukannya setiap orang memang memiliki – seberapapun tingkatnya – ketidakseimbangan kesehatan jiwa.

Setahuku – dan memang aku bukan seorang ahli – cemburu hanya output dari rasa tidak aman dalam diri seseorang di mana dia merasa tidak cukup layak bersaing untuk mendapatkan perhatian dari orang yang dia sayangi atau setidaknya, dari orang yang dia harapkan untuk memperhatikannya. Panjang yah,…?

Aku tidak bisa menjawab pertanyaan tentang halusinasi itu. Aku tidak terlalu ambil pusing tentang itu. Aku hanya ingin tahu bagaimanakah menghilangkan segala ketakutan-ketakutan yang makin lama makin menyerap dan mengambil alih akal sehatku.

Kemaren aku sempat belajar Pragmatics sedikit, dan ada yang namanya Illocutionary act, bahwa sesuatu yang diutarakan pasti memiliki suatu maksud dan pesan. Maka ketika kalimat itu meluncur, penerjemahannya adalah :

“Sayang, aku takut kehilanganmu. Aku merasa tidak aman dengan posisiku sekarang. Aku cemburu, bukan karena aku mencintaimu, tapi aku mencintai egoku yang takut kehilanganmu.”

Jumat, Oktober 05, 2007

I'm getting Married !!!

Bismillahirrohmaanirrohiiiiim
Insya Allah kami akan mengikrarkan janji di hadapan Allah swt
Untuk membangun keluarga Sakinah Mawwadah Wa Rohmah :

Anggun Prameswari
(Putri Pertama Bpk. Soewignyo & Ibu Lilik Kusraeni)

Dengan

Anang Rifai
(Putra Pertama Bpk. Sunardi & Ibu Aning Mardiyati)

Akad Nikah :
Sabtu, 20 Oktober 2007
Pukul 08.00
Di kediaman Mempelai Wanita
Jl. Rungkut Barata I no. 11
Surabaya

Resepsi Pernikahan :
Sabtu, 20 Oktober 2007
Pukul 19.00
Di Gedung Serbaguna BKKKS “Tribuwana Tungga Dewi”
Jl. Raya Tenggilis Blok GG no. 10
Surabaya


PS :
Buat mereka yang berkata “Akhirnya!”
Kami pun ingin segera menghela kelegaan yang sama untuk membuka lembaran baru

Buat mereka yang sering memprotes “Kenapa di Surabaya?”
Kami hanyalah anak manusia yang ingin membahagiakan orang tua
Menyaksikan momen sakral di tanah kelahiran
Bersama segenap mereka yang tertitis garis darah yang senada

Buat mereka yang tak henti berucap “Bikin acara dong di Jakarta!”
Kami pun ingin demikian
Tapi terkadang tangan manusia hanya mampu bisa menjulur sepanjang tangan itu sendiri
Bahkan panjangnya tak sanggup merogoh kantong yang sama dua kali

Buat mereka yang tiap kali bertanya “Bagaimana rasanya?”
Sejuta rasa tak cukup tertampung oleh satu kata
Baca saja semua pertanda di wajah kami - Di mata kami yang tak mungkin berbohong

Dan untuk kau yang selalu mengulang “Yakin sama pilihanmu? Mantap?”
Kami paham bahwa pernikahan adalah taruhan seumur hidup
Dan keyakinan adalah modal yang tak boleh habis
Tak boleh aus
Tak boleh lenyap, bahkan untuk sejenak kedipan mata

Kami percaya doa tak mengenal batas bahasa, wacana, tempat, serta waktu
Doa kalian adalah karpet merah yang memuluskan langkah kami
Membuka pintu baru yang membentang di masa selanjutnya

…Amin…

Jumat, September 21, 2007

Represi di Hati

Sebenarnya aku ingin dekat
Tapi jarak membentang dua kali saat aku melangkah

Sebenarnya aku ingin memeluk
Tapi tangan menjadi batu yang menggantung membisu

Sebenarnya aku ingin berbagi kisah
Tapi bibir ini perlahan menghilang tertelan malamnya jiwa

Sebenarnya aku mencintaimu

Sebenarnya kau juga menyayangiku
Tapi kita selalu berdiri di dua kutub yang berbeda
Tak bisa saling memahami
Tapi menuntut saling mengerti

Aku hanya ingin mencari di mana titik mulanya
Menguntai benangnya
Sehingga kita bisa saling mulai mengayam cinta

Dedicated to a couple who bravely shared a half of each soul to bring my soul into the world. So many things we’ve been through, but it seemed never enough for us.

PS : I intended to write this poem in English, but somehow I missed the essence. So I write it in Indonesian. Are there any of you who will willingly translate this poem?