Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label antologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label antologi. Tampilkan semua postingan

Senin, Juli 22, 2013

Kumcer ke-9, KEJUTAN TERBAIK SEBELUM RAMADHAN

Menyambung posting sebelumnya, di bulan Juli, aku juga ikut bergabung di #ProyekMenulis yang diadakan self-publishing company, @nulisbuku. Aku lupa tanggal pastinya, yang jelas, mereka menggelar proyek menulis yang bertema kejutan sebelum lebaran. Nah, akhirnya aku memilah dan memilih draf cerpen di folder, dan ketemu cerpen "Mengecup Engkau".

Cerpen ini sebenarnya cerpen lama. Kutulis saat aku masih sering menulis untuk @jejakubikel, sebuah wahana pelatihan menulis yang digawangi tiga momod unyu, Daniel Prasatyo (@daprast), Rendra Jakadilaga (therendra), dan Pramoe Aga (@PramoeAga). Waktu itu mereka melempar tema cinta beda agama, dan aku masih ingat, entah Mas Ren atau Mas Dan bilang, tulislah sesuatu yang berbeda.

Akhirnya aku teringat curhatan temanku. Seorang bapak berputri dua, yang setiap hari selalu bercerita tentang putri-putrinya yang menggemaskan. Aku selalu mudah terpesona dengan chemistry ayah dan anak perempuannya. Buatku, bapak yang sayang banget sama anaknya, terlebih anak perempuan, level kegantengan dan kekerenannya naik 100% ahahaha,... Di antara cerita-ceritanya, aku menemukan fakta bahwa temanku ini pernah hijrah dari Islam ke Katholik. Dari semua fakta ceritanya itu, tiba-tiba melesat sebuah plot di kepala. Akhirnya kutuliskan, dengan twist plot yang berbeda dari cerita aslinya, agar tidak kentara banget kalau itu modalnya sekadar sebuah curhatan hehe..., Dan jadilah cerpen "Mengecup Engkau".


Setelah melewati proses penyuntingan pribadi, untuk memastikan ini itu, termasuk kesesuaian tema yang diminta @nulisbuku, kukirimkan ke #ProyekMenulis itu. Dan nggak disangka, cerpen "Mengecup Engkau" ini jadi juara satu #ProyekMenulis Kejutan Sebelum Ramadhan di @nulisbuku, menyisihkan ratusan cerpen lainnya, woohoo...!

Jadi, kalau kalian penasaran seperti apa cerpen "Mengecup Engkau" ini, yuk segera meluncur ke web www.nulisbuku.com dan order langsung. Nah, sebelum order, silakan baca kutipannya dulu...,

Tiara, Tiara, kau adalah mutiara perhiasanku paling berharga.
Setiap kali kuingat kalimat itu, aku merasa hatiku remuk pelan-pelan. Begitulah kau selalu memanggilku. Tiara. Kependekan dari namaku, Mutiara. Entah sejak kapan, yang kuyakin sejak lama, kau selalu menganggapku perhiasanmu paling berharga. Mungkin sejak pertama kali kau menatap mataku. Kau dulu pernah bercerita bagaimana kau jatuh cinta padaku pada pandangan pertama. Saat itu, aku belum tahu apa-apa tentang cinta. Namun, dari binar matamu, aku belajar bahwa cinta adalah bagaimana membuat yang kita cintai merasa berharga.

SELAMAT MEMBACA!

Kumcer bersama ke-8, #LOVEDICTION2



Di bulan Juli ini, ada satu cerpenku yang masuk kumpulan cerpen bersama (omnibook) terbitan KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Judul antologinya, #LOVEDICTION2.
Kumcer ini meneruskan kesuksesan kumcer #Lovediction1 yang terbit beberapa waktu sebelumnya.
Pertama kali dapat info untuk project #Lovediction2 ini dari twitter, kemudian diperkuat dorongan dari mbak Yuska Vonita untuk join di project ini. 


Di kumcer ini, aku menulis cerpen "Tompel si Tommy", sebuah kisah remaja tentang cowok ganteng dan kaya, tapi memiliki tompel di wajah. Pacar Tommy, Disha, sih sebenarnya nggak keberatan dengan tompel itu, tapi Tommy benar-benar nggak nyaman dan nggak pede dengan tompel ini. Lalu, dia melakukan satu tindakan ekstrem. Apa tindakannya? Lalu apa pengaruhnya pada hubungan Tommy dengan pacarnya?
Yuk mari dibaca saja, "Tompel si Tommy" di kumcer #lovediction2 ini.

Untuk cerita di balik layar cerpen "Tompel si Tommy" ini terinspirasi dari cerpen cerpenis tenar, mbak Ratih Kumala yang berjudul "Tahi Lalat di Punggung Istriku" yang terdapat di kumcer solonya, "Larutan Senja". Selepas baca cerpen mbak Ratih itu, terlintas satu plot "Tompel si Tommy" tersebut di kepalaku. Kutuliskan cerpen itu. setelah selesai, kusapa mbak Ratih dan meminta beliau membacanya. Ini sebagai bentuk penghormatan dan apresiasiku, sekaligus terima kasih, kepada mbak Ratih yang menulis cerpen yang begitu menarik sampai bisa menginspirasiku. Beruntungnya aku, mbak Ratih meresponsku dengan baik, bahkan memberi masukan untuk perbaikan cerpen tersebut. Duh, memang nggak salah kalau aku ngefans sama beliau, terlebih novelnya "Gadis Kretek" yang aku suka banget nget nget!

Jadi, penasaran dong sama cerpen "Tompel si Tommy" ini? Nah, sebelum beli bukunya, silakan baca sedikit kutipannya. 

Sering Tommy bertanya kenapa ia dinamai Tommy. Kenapa bukan Radit atau Dylan yang terdengar gagah. Memang tak ada yang salah dengan nama Tommy, tapi itu akan menjadi petaka bila ia terlahir dengan tompel di wajah. Tommy dan tompel. Rima yang tak enak didengar.

SELAMAT MEMBACA!

Selasa, Maret 26, 2013

DUNIA DI DALAM MATA, omnibook ke-7



 Setelah  antologi cerpen bersama yang ke-enam, yaitu #Singgah terbit, kembali diluncurkan antologi bersamaku yang ketujuh, yaitu "Dunia Di Dalam Mata". Ini merupakan proyek omnibook komunitas @fiksimini yang begitu tenar di dunia maya. Beberapa bulan sebelumnya, komunitas tersebut mengadakan sayembara cerpen. Aku ingin mencoba peruntungan dengan mengirimkan dua cerpen, "Peri Bermata Biru" dan "Calon Presiden".


Nothing to lose, itulah perasaanku saat kukirimkan kedua cerpen itu. Aku pun tidak terlalu mengikuti perkembangannya, karena para penggiat fiksimini yang mengirimkan cerpen-cerpen mereka pun, kondang oleh kemampuan menulis dan diksi yang luar biasa. Aku yang lebih sering menulis "pop" jadi keder dan tidak berharap banyak. Lalu, beberapa teman menyebut namaku di linimasa, dan ternyata aku bagian dari 19 cerpen terpilih yang masuk di kumcer "Dunia di Dalam Mata". Cerpenku, "Peri Bermata Biru" terpilih! Sujud syukur.
 
Akhirnya #kumcerfm ini diluncurkan di Gathering Nasional Fiksimini ke-3 di Bandung, tepatnya di Kafe Siete tanggal 9 Maret 2013, lengkap drama aku terjungkal di pintu kafe dengan hidung nyaris membentur lantai kalau-kalau tidak ditolong oleh @baracoedaz di sana. Blame it on my 10-cm heels.

Oh well, it's life! Yang penting aku bahagia, karena satu "bayi"-ku akhirnya menemukan rumahnya. Oh ya, kumcer ini siap edar di toko-toko buku nasional di bulan April 2013. Sebagai gambaran, karena aku berhasil menamatkannya sehari sebelum aku menulis blog ini, kumcer ini berisi 23 cerpen terpilih, termasuk empat karya cerpenis cetar membahana seperti Agus Noor, Clara Ng, Aan Mansyur, dan Eka Kurniawan. Ada juga fiksimini-fiksimini terbaik dari tahun 2010-2012 yang dirangkum dengan apik dan beberapa ilustrasi yang keren. Cerpen-cerpen di dalamnya lebih beraroma "sastra" dan "filosofis", bukan "pop urban" seperti dua kumcer sebelumnya, Cerita Sahabat 2 dan Singgah.

Berikut kutipan "Peri Bermata Biru" karyaku di dalam "Dunia Di Dalam Mata":

 Apakah kau pernah bertemu peri bermata biru? Peri tampan dengan mata bulat biru langit. Saking birunya sampai kau bisa melihat seluruh semesta tiap kali menatap matanya? Bila iya, maka kuperingatkan. Jangan sampai kau jatuh cinta padanya. Karena peri itu sanggup membunuhmu, pelan-pelan, menyakitkan. 

SELAMAT MEMBACA!

Senin, Januari 07, 2013

#Singgah


Segera Terbit


SINGGAH

 Gramedia, 2013



Begitu banyak kisah di terminal, bandara, pelabuhan, dan stasiun. Cerita tentang pertemuan dan perpisahan, juga tentang orang-orang yang menanam kakinya di tempat-tempat persinggahan itu. Mereka berbagi luka dan cinta. Diam-diam mereka memendam rindu. Tempat yang selalu ingar bingar, tetapi juga melesapkan sepi yang menggerogoti jiwa. Tanpa suara.

Seorang lelaki menyusuri kembali jejak-jejak kekasihnya yang hilang ke sebuah dermaga, lelaki lainnya memancing bintang. Di stasiun, pak tua berpeci lusuh duduk menanti mataharinya setiap dini hari. Di bandara, koper-koper tertukar, dan ada hati yang menemukan pelabuhannya.

Sebelas penulis merangkai kenangan di empat tempat persinggahan, mengantar pergi, menjemput pulang.

Kamis, September 13, 2012

2 Cerpenku di #CeritaSahabat2


Cerita Sahabat 2 adalah rangkaian kedua dari proyek menulis yang digawangi oleh Mbak Alberthiene Endah. Setelah KumCer Cerita Sahabat 1 terbit di tahun 2011 dan menuai kesuksesan luar biasa, di tahun 2012 dilanjutkanlah proyek #CeritaSahabat2. Kali ini tema yang diusung adalah Cinta dan Kesetiaan.

#Wordisme adalah awal perkenalan "fisik" pertama saya dengan Mbak AE, begitu beliau biasa disebut. #Wordisme adalah acara jumpa penulis di mana para penulis senior terlibat dalam berbagai sesi berbagi pengalaman. Nah, dalam acara itu saya berkenalan "fisik" dengan Mbak AE, Alex Thian, Jia Effendie, dan banyak penggiat dunia menulis yang cukup aktif di linimasa.

Singkat kata, Mbak AE menghubungi saya, lagi-lagi via twitter untuk bergabung dalam project ini. Kalo ditanya bagaimana perasaan saya waktu itu, tentu senang girang bukan kepalang dong! Dengan berbekal satu cerpen yang masih tersimpan manis dalam folder laptop - Lelaki yang Dicintai Istriku - dan satu cerpen baru yang sengaja ditulis untuk meramaikan antologi ini - Meja Rias Mama, maka awal Juli lalu terbitlah Kumpulan Cerpen #CeritaSahabat2 - Asmara Dini Hari by Alberthiene Endah and friends. Selain saya, ada banyak penulis lama dan baru yang terlibat di buku ini. Jadi nggak diragukan lagi, buku ini kaya warna, tapi napas romantisnya tetap terjaga.

Berikut kutipan cerpen Lelaki yang Dicintai Istriku di Kumpulan Cerpen ini.
Tamu istimewa. Dialah alasan kenapa aku enggan pulang. Entah sudah berapa lama aku dan dia tenggelam dalam persaingan ini. Aku tidak ingat pastinya. Mungkin kami sudah bersaing sejak aku bertemu dengan Ema, gadis yang telah menjadi semestaku seumur hidup.
Siapa pun yang mengenal Ema pasti akan jatuh cinta. Pernahkah kau merasa, saat kau  seorang melihat wanita, duniamu terasa berhenti. Seakan udara berjejalan memasuki rongga hidung, seakan kau hampir mati kehabisan napas. Dia tersenyum dan sekejap kau merasa ada di surga. Bukankah memang di sana bidadari tinggal? Dan dari surga, kau langsung terjatuh, jatuh limbung tanpa peduli di mana kau akan mendarat atau sesakit apa kau nanti jadinya.
Ema seperti bunga kapas yang mengayun ringan tertiup angin, begitu rapuh dan lembut. Ia juga serupa embun yang bergulir dari daun yang tak lagi kuat menahan beratnya, lalu jatuh ke bumi. Memberikan wangi segar di tengah tanah yang basah oleh hujan semalam.
Hanya saja, masalahnya kepada siapa Ema menitipkan hatinya.


Berikut kutipan cerpen kedua yang dimuat di Kumcer ini, judulnya Meja Rias Mama
Sebuah meja rias. Meja rias kayu jati tua dan antik. Ada masing-masing tiga laci sorong di sebelah kanan dan kiri. Cermin besarnya dibingkai kayu jati. Di sekelilingnya bertatahkan bohlam-bohlam putih. Aroma tua dan lapuk makin terasa menyengat, tapi lelaki tua itu tak peduli. Meja itu bersih tanpa ada benda apa pun diletakkan di atasnya.
Setiap hari lelaki tua itu mengelapnya sendiri. Dengan kain lap lembut dan cairan pengilap khusus mebel antik, ia menyeka setiap celah yang tersembul atau tersembunyi. Seakan ia mencurahkan semua perasaan cinta yang ada di hatinya pada meja rias itu. Bukankah itu mengerikan? Perasaan cinta seharusnya dicurahkan pada seseorang, bukan benda. Entahlah, sejak kepergian istrinya, rasanya lebih mudah merawat dan menyayangi benda-benda. Setidaknya benda-benda, termasuk meja rias ini, tetap ada di sini menemaninya selama lebih dari dua puluh tahun. Sedangkan manusia, bisa datang dan pergi. Saat pergi, mereka akan meninggalkan lubang di hati yang butuh entah berapa tahun cahaya untuk bisa menggenapinya kembali seperti semula.
Termasuk putri tunggalnya. Takdir manusia memang menikah dan mendirikan kerajaannya sendiri. Putrinya sudah membeli istananya sendiri,  dan siap mengarungi hidup bersama suaminya. Tanpa dirinya. Tanpa sang ayah yang diam-diam mencintainya, tapi tak sanggup menjabarkannya dalam kata.

Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk beli bukunya dan nikmati indahnya kisah-kisah cinta yang sebenarnya sederhana, tapi kebutuhan akan kesetiaan memperumitnya. Saya menunggu komen dan ulasannya ya? ;)

Jumat, Desember 02, 2011

"Wanita Bergaun Merah" di antologi BookOfCheat#1



Potongan gambar menyambar benakku, seperti tebaran puzzle. Yang kuingat cuma selembar gaun berwarna merah. Tak ada yang istimewa dengan modelnya. Hanya sebuah gaun berpotongan dada terbuka dan bertali kecil mengait di bahu. Warnanya merah menyala. Warna merah tua yang sanggup menusuk-nusuk mataku. Apa arti warna merah itu? Sebuah kenangan yang lama. Hanya saja kenapa saat kupikirkan itu, rasanya seluruh energiku habis? Sepotong gaun merah. Tampaknya penuh arti. Lalu apa artinya? Di mana aku pernah melihatnya? Siapa pemiliknya? Semuanya begitu buram.

Itu kutipan cerpen "Wanita Bergaun Merah" yang masuk ke dalam antologi cerpen "Book Of Cheat#1" yang diterbitkan oleh @nulisbuku, sebuah self-publishing service. Awalnya saya tertarik dengan tawaran mbak @yuska77 ketika membuat proyek BOOK OF CHEAT ini. Saya percaya bahwa setiap karya selalu memiliki singgasananya sendiri. Maka saya pilihlah cerpen ini, sebuah cerpen lama yang menunggu terbang ke nirwana menjemput singgasananya.

Ini cerita seorang wanita yang jatuh cinta. Bukankah cinta itu indah? Tapi masa lalunya menghantui dalam potongan-potongan imaji berupa "Wanita Bergaun Merah". Lebih lanjutnya, silakan klik di sini.

Aku menyesal sudah bertanya. Jawabannya pasti akan menyakitiku. Karena aku benci realita. Tidak dulu atau sekarang. Entahlah, aku tidak pernah berteman baik dengan kenyataan. Aku selalu bermusuhan, selalu mencoba berlari walau pun selalu gagal.