Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label lomba blog. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lomba blog. Tampilkan semua postingan

Senin, Oktober 15, 2018

4 Detoks Simpel untuk #AksiSehatCeria

Ibu 1: Mom, kayaknya mukanya bersihan nih. Badannya juga kayaknya lebih segar .
Ibu 2 : Ah, masa sih? *tersipu*
Ibu 1 : Perawatan dokter atau pakai skin care baru?
Ibu 2 : Lagi coba program detoks khusus nih...

Begitulah percakapan antara dua ibu-ibu tempo hari, yang tak sengaja kudengar saat membawa anakku jalan-jalan sore ke taman. Wah, program detoks? Apaan tuh ya?

Rear View of Woman With Arms Raised at Beach during Sunset
Sumber foto di sini

Tubuh dan pikiran sehat merupakan impian semua orang. Tubuh sehat bisa diraih dengan makan makanan sehat, berolahraga rutin, dan istirahat cukup. Pikiran sehat akan mudah terwujud bila kita hidup bebas stres dan bahagia. Namun, sering kali menerapkan gaya hidup ini sangatlah sulit. Padatnya aktivitas sehari-hari membuat keseimbangan antara tubuh dan pikiran seperti jauh panggang dari api. Nah, di sinilah peran detoks sangat penting. Kok bisa penting? Sepenting apa?

Detoks atau lengkapnya detoksifikasi, berasal dari gabungan kata de + toksifikasi. Simpelnya, detoksifikasi adalah proses meniadakan/mengeluarkan toksin atau racun yang ada di dalam tubuh. Bisa juga disebut "pembersihan". Gunanya agar badan lebih sehat, menurunkan potensi terkena penyakit degeneratif di kemudian hari, dan meningkatkan kualitas hidup. Jujur deh, kita pasti sering makan sembarangan, minim nutrisi, istirahat kurang, stres, terpapar polusi, ya kan? Kalau sudah begini, efek jangka panjang ke tubuh adalah kurang bugar, gampang sakit, bahkan bisa mempengaruhi suasana hati dan interaksi emosional. Nah, konon detoks bisa membantu mengatasi ini. Dengan detoks, fungsi tubuh "diarahkan" agar bisa kembali bekerja dengan baik.

Ada begitu banyak program detoks yang ada di sekitar kita. Mulai dari yang receh bin gampang, sampai yang rumit dan harus merogoh kocek dalam-dalam. Namun, berhubung aku suka yang praktis dan simpel, kepenginnya sih detoks yang gampang-gampang saja. Apa saja sih detoks simpel itu?

1. Full-day Fruit

Sliced Fruit Stall
sumber foto di sini

Pernah coba nggak detoks hanya makan buah saja? Hah, apa itu? Memangnya bisa kenyang cuma dengan buah? Untuk pegiat pola hidup food combining, full-day fruit detox bukanlah hal baru. Yap, sesuai namanya, ini merupakan program detoks hanya memakan buah sehari penuh selama periode waktu tertentu. Biasanya diprogram 3-7 hari setahun sekali. Buah yang dikonsumsi harus buah yang matang pohon, kaya serat, dan mengandung banyak air. Buah dimakan setiap dua jam, antara pukul 6 pagi hingga 8 malam. Selingi dengan konsumsi air putih agar tidak dehidrasi. 

Assorted Fruits Stall
sumber foto di sini

Untuk apa sih detoks buah ini? Kan nggak kenyang, malah menyiksa diri sendiri. Eits, jangan salah, detoks ini pada dasarnya sama dengan puasa. Sistem pencernaan diistirahatkan dari beban kerja mencerna makanan berat, agar tubuh bisa mendaur ulang sel-sel yang rusak. Namun, pada saat bersamaan, tubuh tetap mendapat asupan nutrisi dan vitamin dari buah, sehingga kebutuhan harian tetap bisa terpenuhi. 

Detoks ini dianjurkan lho, untuk mereka yang punya masalah pencernaan, bau mulut dan badan, mudah lelah, dan obesitas. Sayangnya, bagi ibu hamil dan menyusui, penderita mag kronis, balita, manula, serta penderita kanker dan DM stadium tinggi, detoks ini tidak disarankan.

2. No Make-up-make-up Club

assorted, blur, close-up
sumber foto di sini

Siapa di sini yang percaya diri keluar rumah, jalan-jalan ke mal, tanpa pakai make-up, hayo? Setipis-tipisnya riasan, banyak di antara kita para wanita, tetap menggunakan riasan; walau cuma bedak dan lipstik saja. Ini perlahan jadi bentuk adiksi baru. Kulit kita selalu tertutup make up, membuat pori-porinya tersumbat. Biasanya kalau sudah begini, ujung-ujungnya kita dikepung masalah kulit; wajah kering dan kusam, garis penuaan dini, jerawat, iritasi, dan sebagainya. Begitu gejala ini muncul, kita makin panik. Bukannya membenahi, kita malah makin menutupinya dengan riasan yang bertambah tebal. Kondisi yang tadi disebutkan pun bertambah parah. Seperti lingkaran setan yang ra-uwis-uwis.

Photo of Woman Looking at the Mirror
sumber foto di sini

Oleh karena itu, kita perlu merawat dan mengistirahatkan kulit dari segala bahan kimia kosmetik tersebut. Ada beberapa tips yang bisa dicoba untuk detoks muka ini lho:

- Rajin membersihkan wajah dari riasan. Haduh, malas banget kan rasanya, pulang beraktivitas, badan capek, bawaannya sudah kepengin tidur saja. Eh ini, masih harus membersihkan wajah, dengan step-step yang runut, nggak bisa sekali beres. Suka nggak suka, ini harus dilakukan. 

- Stop pakai make up sementara. Setidaknya luangkan waktu, misalnya sehari penuh dalam seminggu atau sebulan di mana kulit kita benar-benar bebas dari riasan. Mungkin bisa diterapkan saat liburan atau tanggal merah. Dengan begini, kulit kita punya kesempatan untuk "bernapas".

3. Anti-social-(media)

Facebook Application Icon
sumber foto di sini

Coba kita cek ponsel masing-masing, ada berapa sih aplikasi media sosial yang aktif kita gunakan? Facebook, Twitter, IG, Youtube, Line, Tinder, Linkedin, dan seterusnya. Berapa jam sehari yang kita habiskan untuk "bersosialisasi" dengan platform ini? 
Ada pepatah baru, menyebutkan "Media sosial mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat." Medsos telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidup kita. Bahkan mungkin, benda pertama dan terakhir yang kita pakai sebelum dan setelah tidur adalah ponsel, untuk mengecek akun-akun medsos. Kehidupan dunia maya pun berbaur dengan kehidupan nyata, dengan garis batas yang terlalu tipis. Ini membuat sebagian pengguna medsos lalai dan kecanduan, sehingga tidak bisa lepas dari akun media sosialnya.

Nah, mungkin ada baiknya kalau kita mulai belajar detoks medsos. Caranya bisa dilakukan dengan beberapa tips sederhana berikut:

- Tentukan kapan waktu ponsel benar-benar off, misal pukul 10 malam sampai 6 pagi. Agar tetap bisa dihubungi kalau ada urusan urgen, aku hanya mematikan paket data dan wifi. Dengan begini, aku masih bisa dihubungi, walau tidak bisa terkoneksi untuk browsing dan membuka akun medsos.

- Disiplin untuk tidak multitasking dalam bekerja dan mengecek akun medsos setiap 30 menit sekali. Jadikan bermain medsos sebagai "reward" setelah fokus bekerja dan merampungkan target kerja tanpa terganggu dengan ponsel. Ini bisa dicapai dengan cara menyimpan ponsel jauh dari jangkauan, misalnya laci atau loker kerja yang terkunci di ruang lain.

Mungkin awalnya akan terasa kagok. Namun, detoks medsos ini bagus untuk melatih fokus, meningkatkan produktivitas, menurunkan level stres (terlebih setelah melihat akun mantan yang hepi-hepi sama pasangan barunya atau akun teman yang sibuk jalan-jalan ke tempat wisata). Selain itu, detoks ini juga membuat kita hidup lebih sadar, terlebih saat berinteraksi dengan orang-orang yang ada di dunia nyata di sekitar kita, seperti foto di bawah ini.

Group of People Sitting on White Mat on Grass Field
sumber foto di sini


4. Blood for Your Life

Banyak yang mungkin tidak sadar, bahwa donor darah itu juga bentuk dari detoksifikasi. Selain manfaatnya untuk membantu suplai darah di PMI bagi mereka yang membutuhkan, donor darah juga bermanfaat bagi pendonornya. 
Apa saja sih, manfaat donor darah itu?

Person Getting His Blood Check
sumber foto di sini

Donor darah bisa dianggap sebagai salah satu program detoks sebab tubuh distimulasi untuk meregenerasi sel darah merah. Sel-sel baru ini menggantikan sel lama yang telah diambil saat mendonorkan darah. 

Selain itu, donor darah bisa menunjang kesehatan jantung. Dengan mendonorkan darah, kadar zat besi dalam darah pun turun. Bila kadar ini terlalu tinggi, akan berakibat oksidasi kolesterol, yang berujung pada penebalan dinding arteri sehingga berpotensi menimbulkan stroke dan serangan jantung. 

Risiko kanker pada organ-organ penting, seperti hati, usus besar, paru-paru, kerongkongan pun lebih rendah bila rutin mendonorkan darah. Ini dikarenakan donor darah menjadi indikator inflamasi dan meningkatkan kapasitas antioksidan. 

Dan yang lebih asyik, kita bisa mendapat informasi kesehatan diri, misalnya berapa tekanan darah kita, suhu tubuh, hingga kadar hemoglobin. Selain itu, kita pun di-screening untuk mengetahui apakah ada penyakit mematikan di dalam tubuh kita, seperti Hepatitis B, Hepatitis C, HIV, Virus West Nile, Sipilis, sampai Trypanosoma cruzi.

Masih banyak lagi manfaat donor darah lho. Kita bisa membaca lebih lanjut, mengenai pentingnya donor darah di sini, nih. Selain itu, kita juga bisa mendapat lebih banyak pengetahuan mengenai dunia kesehatan di website DokterSehat. Dengan sekali klik, kita bisa mendapat informasi kesehatan tepercaya, dari ujung kepala hingga kaki, sehingga tidak gampang jadi korban hoaks mitos kesehatan yang tak bertanggung jawab. 

Singkat kata, kita perlu sesekali melakukan detoksifikasi. Proses detoks akan membantu tubuh kita membersihkan racun dan membuang hal-hal yang tidak berguna, sehingga keseimbangan tubuh dan pikiran yang sehat bisa diraih. Kira-kira dari keempat detoks simpel di atas, mana yang menjadi favoritmu?



Artikel ini ditulis untuk mengikuti #LombaBlogDokterSehat #AksiSehatCeria yang diadakan oleh DokterSehat.com 

lomba-blog-aksisehatceria-doktersehat

Kamis, Mei 10, 2018

Hidup Lebih Sehat; Hadiah Terbaik untuk Diri Sendiri

Nggak terasa, bulan depan aku genap 33 tahun. Usia nomor cantik, kata orang, hehehe. Kalau menjelang ulang tahun begini, aku sering flashback ke beberapa titik penting dalam hidup. Banyak yang membahagiakan, tetapi nggak sedikit pula yang menyedihkan. Persis rollercoaster, naik turun wuzzz wuzzz... Mirip novel yang punya jalinan plot yang bisa diduga, bisa pula tidak.

Salah satu momen terendah dalam hidupku adalah saat Ibu meninggal. Saat itu, tahun 2016, aku hamil anak pertama di trimester ketiga. Cucu pertama yang dinanti-nanti Ibu. Serangan jantung, kata dokter yang menangani beliau di detik terakhirnya. Ya, penyakit degeneratif itu sudah lama diderita Ibu, bersanding dengan hipertensi menahun. Seketika itu juga, pikiran pertama yang terlintas di kepalaku, apa aku juga mewarisi penyakit yang sama?

Foto ini sekitar dua minggu sebelum ibuku berpulang, 
tepat selepas acara tujuh bulanan.

Selidik punya selidik, ternyata penyakit degeneratif sudah menjadi momok mengerikan di keluarga kami. Dari pihak Ibu, ada hantu bernama penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan kanker yang membayangi. Sedangkan dari pihak ayah, ada sejarah kelam diabetes yang diturunkan dari generasi ke generasi. Aku bergidik. Bukan tidak mungkin ya, di dalam diriku ada bibit-bibit penyakit itu juga?

"Mama," panggil anakku yang masih batita. Wajah polosnya tersenyum, langsung membuatku tersentak. Demi anakku, aku harus hidup lebih baik, lebih sehat. 

Aku dan si kecil; 
motivasiku hidup lebih sehat

Seketika itu juga, aku ingin menghadiahi diriku di ulang tahun ke-33 ini, sebuah gaya hidup sehat, untuk hidup lebih baik. Demi keluargaku, demi anak-anakku, demi diri sendiri.

Orang bilang, satu tujuan besar diawali dengan serangkaian langkah kecil. Buatku, di tengah kesibukan sebagai pekerja lepas dan ibu rumah tangga, yang paling mudah, ya mengawalinya melalui pola makan. Logika dasarnya ya, semua penyakit degeneratif berbasis gaya hidup, sebagian besarnya berawal dari pola makan yang salah. Jadi, kuputuskan untuk memperbaikinya, dengan langkah-langkah kecil yang mudah, sekaligus murah. Ya, namanya juga emak-emak; faktor simpel dan ekonomis selalu jadi pertimbangan utama, ya kan, bukibuk?


Sarapan terbaik untuk mengawali hari

sumber foto di sini.

Setelah googling sana sini, aku baru tahu bahwa sarapan punya andil besar untuk kesehatan kita. Dan aku baru tahu juga, salah satu sarapan terbaik adalah dengan menu buah-buahan. 
Hah? Buah? Kenapa buah?
Sederhananya, buah mengandung fruktosa, sehingga tak akan membuat gula darah melonjak tinggi di pagi hari. 
Buah yang disarankan matang pohon, berair, dan berserat. Beberapa contohnya pepaya, pear, jeruk, guava, strawberry, dan lainnya. Buah-buahan ini bisa dipotong atau dijus, lho. Misalnya buah pepaya dan pear potong, disandingkan dengan jus jeruk. Oya, sebisa mungkin tidak ditambahi apa-apa lagi, bahkan gula atau madu sekalipun. Memang sih, rasanya pasti ada yang kurang. Namun, seperti yang kita tahu, gula tidak bagus untuk kesehatan. Mengurangi, bahkan menghapusnya dari menu sarapan adalah pilihan terbaik.


Lebih banyak mengonsumsi sayuran segar atau minim proses

sumber foto di sini.

Sepertinya semua orang sudah tahu sayuran bagus untuk kesehatan ya. Sayuran segar lebih baik karena kandungan enzim, vitamin, dan mineral masih berlimpah. Sayangnya, kadang kita memasaknya dengan cara yang salah, sehingga sebagian besar nutrisinya hilang. Nah, biar lebih sehat, saya mengurangi proses pemanasan seperti deep fried atau goreng. Ditumis sebentar, dikukus tak terlalu lama, atau diblansir bisa jadi pilihan. Kalau mau lebih sehat ya dimakan ala lalapan atau salad dengan dressing bebas lemak. Tapi, jangan lupa dicuci dengan bersih di bawah air mengalir ya.


Mengurangi konsumsi gula

Sumber foto di sini.

Kenapa sih banyak yang bilang gula itu buruk? Gula adalah makanan tinggi kalori tanpa nutrisi (nutrisi kosong), sehingga bisa memicu obesitas. Selain itu, gula menyebabkan dehidrasi pada kulit. Bahkan bagi penderita kanker, gula bisa menjadi "makanan" untuk sel kanker sehingga semakin sulit diobati.
Contoh makanan tinggi gula, antara lain: roti, pasta, minuman ringan dan minuman kemasan, selai, saus, kue, dan permen. Duh, padahal aku suka banget dengan roti dan pastry, sepertinya harus dikurangi pelan-pelan, nih.


Menjaga badan terhidrasi dengan baik

Sumber foto di sini.

Tubuh manusia terdiri air sebanyak 55% hingga 78%, tergantung dari ukuran badan dan usia. Oleh karenanya, cukup minum air putih sudah jadi kewajiban. Minimal 8 gelas sehari atau sekitar 2 liter, dipercaya cukup untuk menopang keseharian kita. Ada cara gampang untuk mengukurnya, kok. Aku biasa menerapkannya seperti ini: Satu gelas setelah bangun tidur dan sebelum tidur malam, masing-masing satu gelas setelah makan normal tiga kali sehari, dan tiga gelas sembari mengudap di sela waktu di antaranya. Bisa juga pakai botol ukur, misalnya botol minum plastik ukuran 1 liter yang diisi ulang 2 kali per hari. Gampang kan?


Camilan sehat bebas was-was.

Sumber foto di sini.

Siapa sih yang nggak suka ngemil? Keripik kentang tinggi garam, cokelat, dan es krim. Gorengan pakai rawit atau es doger, ya ampun enak banget. Namun, mungkin sekarang udah waktunya berubah haluan. Sesekali saja guilty pleasure seperti itu. Lalu selebihnya diganti camilan yang lebih sehat. Pilihannya bisa ubi rebus, kacang edamame, plain yoghurt, muesli, granola, kacang-kacangan panggang atau rebus, dan lainnya. Selain mengenyangkan, sehat juga pastinya. Berani coba kan?


Selain itu, masih banyak cara lain yang sama simpelnya untuk belajar hidup lebih sehat. Misalnya, follow akun-akun media sosial yang fokus membahas gaya hidup sehat. Salah satunya SEMBUTOPIA, yang merupakan akun layanan berbagi informasi untuk menginspirasi dan mengedukasi gaya hidup sehat, agar kita semua bisa punya kualitas hidup lebih baik. Dengan jargon, Mari Sembuhkan Indonesia, Sembutopia berdedikasi membuat Indonesia jauh lebih sehat. Kita bisa follow akun-akunnya lho, sekali klik di Twitter @sembutopia dan IG @sembutopia.

Nah, sederhana kan awalan untuk hidup lebih sehat. Lima langkah ini sederhana kok, yang rumit itu niatnya. Hehehe, ini dia hadiah ulang tahunku, untuk diri sendiri; hidup lebih baik, hidup lebih sehat. Kamu mau ikutan join juga?

Minggu, Februari 18, 2018

Kesempatan Kedua Memberi yang Terbaik bagi Keluarga


Sebentar lagi, dua tahun Alinea hadir dalam kehidupan saya dan suami. Tidak terasa ya? Fase menyusui dan memberi MPASI, baru saja saya lewati. Banyak cerita menarik di baliknya, mulai dari belajar cara perlekatan payudara yang benar, kesulitan menyusui sebagai ibu baru, hingga suka dukanya menyiapkan MPASI--bagi saya yang tidak piawai memasak--telah menjadi perjalanan penuh tantangan. 

Dalam hitungan minggu, Alinea berusia dua tahun. Dia siap disapih dan sudah makan makanan padat. Apa artinya saya sudah bisa lebih santai? Oh tidak, sebab baru sebulan lalu, saya diberi kabar bagus dari Tuhan, bahwa Alinea akan segera punya adik!



Hamil untuk kali kedua ini bukan berarti jauh lebih mudah. Ternyata setiap kehamilan punya cerita yang unik. Ini membuat saya diingatkan, bahwa kelak, si dedek ini pun akan menjadi individu yang berbeda dari kakaknya. 

Segera saya disergap perasaan cemas. Bagaimana kalau nanti terulang lagi: bayi saya kesulitan menyusu, produksi ASI yang terhambat, hingga ke padatnya rutinitas menyiapkan MPASI yang berkualitas dengan perlengkapan dapur sekadarnya. Saya jadi teringat masa-masa repot mengukus dengan panci pengukus, lalu memblendernya dengan blender yang bising atau menyaringnya dengan saringan biasa. Saya jadi butuh waktu lama untuk menyiapkan MPASI, belum lagi cucian perkakas dapur yang menumpuk saking banyaknya peralatan yang dibutuhkan. 

Untungnya Philips Avent memberikan solusinya, yakni serangkaian solusi kebutuhan nutrisi anak dari Avent Sahabat Bunda. 

Salah satu wishlist saya, yang ingin saya miliki untuk menyambut kedatangan si dedek sebentar lagi, adalah Philips Avent Baby Food Maker

Pas saya melihat ulasannya di web resmi Philips dan The Urban Mama, saya langsung jatuh cinta dan mengidamkannya. Kenapa? 

1. Punya 4 fungsi sekaligus. Philips Avent Baby Food Maker ini bisa mengukus, menghaluskan, menghangatkan, bahkan menghilangkan beku (defrost) hanya dengan satu alat. Praktis kan? Bye bye deh repotnya siapkan peralatan ini itu, belum lagi ritual cuci piring yang menyita waktu.


2. Penggunaannya mudah. Buat saya yang juga bekerja di rumah, manajemen waktu jadi tantangan tersendiri. Nah, alangkah happy-nya saya, pas tahu kalau dengan satu tabung saja, kita bisa mengukus MPASI, lalu tinggal putar dan siap untuk diblender. Duh, jadi makin naksir sama  Philips Avent Baby Food Maker ini deh!

3. Bip bip bip, begitulah bunyinya. Berkat adanya penanda waktu, kini masakan gosong karena ditinggal mengurus ini itu tinggal sejarah. Tinggal pasang pengatur waktunya, dan biarkan Philips Avent Baby Food Maker bekerja. Saya jadi nggak was-was saat harus menemani si kecil atau mengurus pekerjaan lain.


4. Bekerja sesuai tahapan makan si kecil. Dengan pengaturan khususnya, kita bisa atur tingkat kelembutan MPASI sesuai perkembangan pola makan si kecil. Bahan makanan seperti sayur, buah, dan protein hewani pun jadi bisa diolah dengan maksimal. Kandungan nutrisi tetap terjaga. Nyam nyam, si kecil pun bisa makin semangat makan.

sumber foto produk dari sini

Wah, kalau dilihat-lihat dari kelebihannya, Philips Avent Baby Food Maker ini ternyata tidak cuma dipakai menyiapkan MPASI si kecil saja, tetapi juga persiapan makan kakaknya hingga seluruh keluarga. Cocok juga untuk investasi nutrisi jangka panjang. Asyik banget!

Walau sudah belajar dari Alinea si kakak, saya tetap merasa masih belum sempurna. Masih banyak perbaikan yang perlu saya lakukan, agar bila tiba nanti saatnya si dedek lahir, saya makin siap menyambutnya. Dan, tentu saja, rangkaian perawatan ibu dan anak #AventSahabatBunda jadi pilihan terbaik, masuk daftar wishlist teratas untuk membantu saya menyiapkan nutrisi terbaik bagi seluruh keluarga.

Untuk teman-teman yang juga punya wishlist sama, jangan lewatkan penawaran menarik dari Apresiasi Cinta Bunda Philips Avent dengan klik di sini. Banyak promo menarik yang nggak boleh dilewatkan.

ACB-PromoPage-1875 
ACB-PromoPage-1875-02 
Tulisan ini diikutsertakan dalam #TUMBloggersCompetition #AventSahabatBunda




Rabu, Juli 15, 2015

Lebaran Damai di Hati Bersama Cermati


Oleh: Anggun Prameswari

 

Tanggal 1 Syawal begitu dinanti oleh seluruh umat muslim di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Di sini, lebaran merupakan asimilasi nilai religi keislaman dan kebudayaan lokal. Selain kekhusyukan ibadah, Lebaran identik dengan kegembiraan dan perayaan. Gaungnya terasa bahkan sebelum datangnya Ramadan. Pekerja yang menunggu libur panjangnya. Keluarga yang menanti waktu berkumpul bersama. Silaturahmi dan saling bermaafan menjadi ritual tak terpisahkan. Lebaranpun menjadi tonggak pengingat agar kita kembali pada fitrah sebagai makhluk sosial; tak lepas dari keluarga dan sahabat.
Setiap orang tentu memiliki keinginan di hari lebaran. Baju baru, gawai terkini, mudik ke kampung halaman, berbagi dengan keluarga, atau berlibur. Aku pun begitu. Beberapa bulan sebelum Lebaran, aku telah menyusun #ResolusiLebaranku.
Tentu saja, #ResolusiLebaranku membutuhkan dana besar. Untungnya aku—seperti kebanyakan pekerja di Indonesia--menerima THR untuk merayakan hari raya. Sekilas, THR seperti rejeki nomplok. Mendapat uang di luar gaji bulanan, ditambah tren diskon dan promo Lebaran, rasanya ingin langsung saja menghabiskan uang di tangan.
Namun, belajar dari pengalaman, serta curhatan keluarga dan sahabat, THR akan menguap sia-sia jika tidak dikelola dengan baik. THR bukan uang jatuh dari langit yang bisa dihamburkan tanpa rencana. THR bersifat bantuan antisipatif, baik buruknya, tergantung bagaimana mengaturnya.
Sebagai generasi melek internet, akupun browsing mencari tip pengaturan THR. Beruntung kutemukan situs Cermati.Com! Sesuai dengan tagline-nya, Mari Jadikan Orang Indonesia Cermat Berfinansial, Cermati membantuku memperoleh wawasan lebih luas mengenai produk-produk perbankan sekaligus tip-tip mengatur keuangan. Bahkan dari salah satu artikel Cermati, aku disarankan membagi alokasi THR ke dalam beberapa pos dengan presentase tertentu.
Spesial tahun ini, #ResolusiLebaranku adalah:
1. Beramal untuk sesama,
2. Alokasi mudik, dan
3. Menambah dana darurat.
Langkah pertama, aku perlu mengetahui besaran THR yang kuterima, agar bisa membuat perencanaan. Ini bisa kuketahui dari jumlah gaji pokok atau prediksi THR tahun sebelumnya. Karena THR biasanya cair seminggu menjelang lebaran, kugunakan tabungan dana darurat untuk menalangi semua kebutuhan, yang nanti ditutup kembali dengan THR setelah cair.
Sejak kecil, orangtuaku mengajarkan untuk beramal—sedikit banyak rejeki yang kita terima. Aku ingat bagaimana orangtuaku mengajariku di setiap Rupiah yang kita punya ada 2,5% hak orang lain yang lebih membutuhkan. Selain dengan lisan, orangtuaku menunjukkannya dengan perbuatan, sehingga nilai itu begitu meresap di hati. Oleh karena itu, pos prioritas THR adalah zakat fitrah, zakat penghasilan, serta THR orang-orang yang bekerja membantu kita, misalnya asisten rumah tangga. Diperkirakan pos ini akan memakan 15% dari total THR. Untuk mempermudah pembagiannya, kuterapkan sistem amplop. Aku membuat pemetaan asumsi nominal untuk pos-pos tersebut, lalu memasukkan uangnya ke dalam amplop. Cara ini mempermudahkanku mengendalikan cash flow.
#ResolusiLebaranku berikutnya adalah mudik ke kampung halaman. Sebagai anak rantau, mudik merupakan momen dinanti untuk berkumpul bersama.
Untuk pos ini, aku mengatur maksimal 60% dari total THR. Sayangnya, harga tiket yang melambung tinggi pada arus mudik dan arus balik, membuatku kesulitan mengatur alokasi dana mudik. Kusiasati dengan memesan tiket pesawat 2-3 bulan sebelum tanggal keberangkatan. Kugunakan kartu kredit untuk membelinya secara online sebelum THR turun. Beruntung, aku bisa memperoleh tiket dengan harga di bawah perkiraan. Selain tiket lebaran, budget angpau kepada keponakan, hantaran untuk keluarga, baju baru, dan keperluan lebaran lainnya masuk pada pos ini. Apabila over-budget, ada solusi menggunakan tabungan dana darurat atau gadai barang. Dengan begini, aku tidak perlu memiliki utang tambahan setelah lebaran selesai.
Nah, sisa 25%-nya bisa dipecah menjadi dua bagian, yaitu membayar utang (15%) dan menambah dana investasi (10%). Untungnya, tahun ini aku tidak memiliki utang. Bahkan tagihan Kartu Kredit untuk membeli tiket masih jadi bagian dana mudik yang 60% tadi. Sisa dana 25% ini bisa langsung dialokasikan untuk investasi. Kali ini aku berencana untuk menambah nominal dana darurat, yang merupakan #ResolusiLebaranku yang ketiga.
Kerennya, situs Cermati memberikan informasi perbandingan produk-produk perbankan, mulai dari tabungan, deposito, kartu kredit, sampai aneka kredit. Aku jadi tahu deposito dan tabungan mana yang memberikan bunga maksimal sehingga investasiku terus berkembang. Ada juga info aneka kredit, di mana tersedia info rate bunga, persyaratan, dan simulasi lengkap dari beragam bank di Indonesia. Data di situs Cermati sangat membantuku membuat keputusan finansial. Makanya saat kumpul keluarga, aku tak segan bercerita pada keluarga dan sahabat mengenai fitur di Cermati. Sepupuku yang berencana mengambil KPR, adikku yang hendak membeli mobil, dan Budhe yang tengah bingung hendak membuka deposito di mana, semuanya jadi tahu. Mudah sekali, hanya tinggal klik situs www.cermati.com dan segala informasi tersaji di sana. Situs ini nyaman diakses secara mobile sehingga praktis. Memutuskan produk perbankan mana yang dipilih menjadi lebih mudah dan aman.
Lebaran kali ini, aku bersyukur #ResolusiLebaranku tercapai karena pengaturan yang cermat. Selain itu, aku belajar bahwa berbagi itu indah. Dengan berbagi, hati kita menjadi lebih kaya dan bahagia. Dari Cermati pula, aku sadar bahwa berbagi tak hanya dengan uang. Ilmu dan informasi menjadi tak kalah berharganya, untuk dibagi kepada sesama.

Tulisan ini merupakan bagian lomba blog #ResolusiLebaranku
bersama situs keuangan www.cermati.com