Powered By Blogger

Rabu, Juli 15, 2015

Lebaran Damai di Hati Bersama Cermati


Oleh: Anggun Prameswari

 

Tanggal 1 Syawal begitu dinanti oleh seluruh umat muslim di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Di sini, lebaran merupakan asimilasi nilai religi keislaman dan kebudayaan lokal. Selain kekhusyukan ibadah, Lebaran identik dengan kegembiraan dan perayaan. Gaungnya terasa bahkan sebelum datangnya Ramadan. Pekerja yang menunggu libur panjangnya. Keluarga yang menanti waktu berkumpul bersama. Silaturahmi dan saling bermaafan menjadi ritual tak terpisahkan. Lebaranpun menjadi tonggak pengingat agar kita kembali pada fitrah sebagai makhluk sosial; tak lepas dari keluarga dan sahabat.
Setiap orang tentu memiliki keinginan di hari lebaran. Baju baru, gawai terkini, mudik ke kampung halaman, berbagi dengan keluarga, atau berlibur. Aku pun begitu. Beberapa bulan sebelum Lebaran, aku telah menyusun #ResolusiLebaranku.
Tentu saja, #ResolusiLebaranku membutuhkan dana besar. Untungnya aku—seperti kebanyakan pekerja di Indonesia--menerima THR untuk merayakan hari raya. Sekilas, THR seperti rejeki nomplok. Mendapat uang di luar gaji bulanan, ditambah tren diskon dan promo Lebaran, rasanya ingin langsung saja menghabiskan uang di tangan.
Namun, belajar dari pengalaman, serta curhatan keluarga dan sahabat, THR akan menguap sia-sia jika tidak dikelola dengan baik. THR bukan uang jatuh dari langit yang bisa dihamburkan tanpa rencana. THR bersifat bantuan antisipatif, baik buruknya, tergantung bagaimana mengaturnya.
Sebagai generasi melek internet, akupun browsing mencari tip pengaturan THR. Beruntung kutemukan situs Cermati.Com! Sesuai dengan tagline-nya, Mari Jadikan Orang Indonesia Cermat Berfinansial, Cermati membantuku memperoleh wawasan lebih luas mengenai produk-produk perbankan sekaligus tip-tip mengatur keuangan. Bahkan dari salah satu artikel Cermati, aku disarankan membagi alokasi THR ke dalam beberapa pos dengan presentase tertentu.
Spesial tahun ini, #ResolusiLebaranku adalah:
1. Beramal untuk sesama,
2. Alokasi mudik, dan
3. Menambah dana darurat.
Langkah pertama, aku perlu mengetahui besaran THR yang kuterima, agar bisa membuat perencanaan. Ini bisa kuketahui dari jumlah gaji pokok atau prediksi THR tahun sebelumnya. Karena THR biasanya cair seminggu menjelang lebaran, kugunakan tabungan dana darurat untuk menalangi semua kebutuhan, yang nanti ditutup kembali dengan THR setelah cair.
Sejak kecil, orangtuaku mengajarkan untuk beramal—sedikit banyak rejeki yang kita terima. Aku ingat bagaimana orangtuaku mengajariku di setiap Rupiah yang kita punya ada 2,5% hak orang lain yang lebih membutuhkan. Selain dengan lisan, orangtuaku menunjukkannya dengan perbuatan, sehingga nilai itu begitu meresap di hati. Oleh karena itu, pos prioritas THR adalah zakat fitrah, zakat penghasilan, serta THR orang-orang yang bekerja membantu kita, misalnya asisten rumah tangga. Diperkirakan pos ini akan memakan 15% dari total THR. Untuk mempermudah pembagiannya, kuterapkan sistem amplop. Aku membuat pemetaan asumsi nominal untuk pos-pos tersebut, lalu memasukkan uangnya ke dalam amplop. Cara ini mempermudahkanku mengendalikan cash flow.
#ResolusiLebaranku berikutnya adalah mudik ke kampung halaman. Sebagai anak rantau, mudik merupakan momen dinanti untuk berkumpul bersama.
Untuk pos ini, aku mengatur maksimal 60% dari total THR. Sayangnya, harga tiket yang melambung tinggi pada arus mudik dan arus balik, membuatku kesulitan mengatur alokasi dana mudik. Kusiasati dengan memesan tiket pesawat 2-3 bulan sebelum tanggal keberangkatan. Kugunakan kartu kredit untuk membelinya secara online sebelum THR turun. Beruntung, aku bisa memperoleh tiket dengan harga di bawah perkiraan. Selain tiket lebaran, budget angpau kepada keponakan, hantaran untuk keluarga, baju baru, dan keperluan lebaran lainnya masuk pada pos ini. Apabila over-budget, ada solusi menggunakan tabungan dana darurat atau gadai barang. Dengan begini, aku tidak perlu memiliki utang tambahan setelah lebaran selesai.
Nah, sisa 25%-nya bisa dipecah menjadi dua bagian, yaitu membayar utang (15%) dan menambah dana investasi (10%). Untungnya, tahun ini aku tidak memiliki utang. Bahkan tagihan Kartu Kredit untuk membeli tiket masih jadi bagian dana mudik yang 60% tadi. Sisa dana 25% ini bisa langsung dialokasikan untuk investasi. Kali ini aku berencana untuk menambah nominal dana darurat, yang merupakan #ResolusiLebaranku yang ketiga.
Kerennya, situs Cermati memberikan informasi perbandingan produk-produk perbankan, mulai dari tabungan, deposito, kartu kredit, sampai aneka kredit. Aku jadi tahu deposito dan tabungan mana yang memberikan bunga maksimal sehingga investasiku terus berkembang. Ada juga info aneka kredit, di mana tersedia info rate bunga, persyaratan, dan simulasi lengkap dari beragam bank di Indonesia. Data di situs Cermati sangat membantuku membuat keputusan finansial. Makanya saat kumpul keluarga, aku tak segan bercerita pada keluarga dan sahabat mengenai fitur di Cermati. Sepupuku yang berencana mengambil KPR, adikku yang hendak membeli mobil, dan Budhe yang tengah bingung hendak membuka deposito di mana, semuanya jadi tahu. Mudah sekali, hanya tinggal klik situs www.cermati.com dan segala informasi tersaji di sana. Situs ini nyaman diakses secara mobile sehingga praktis. Memutuskan produk perbankan mana yang dipilih menjadi lebih mudah dan aman.
Lebaran kali ini, aku bersyukur #ResolusiLebaranku tercapai karena pengaturan yang cermat. Selain itu, aku belajar bahwa berbagi itu indah. Dengan berbagi, hati kita menjadi lebih kaya dan bahagia. Dari Cermati pula, aku sadar bahwa berbagi tak hanya dengan uang. Ilmu dan informasi menjadi tak kalah berharganya, untuk dibagi kepada sesama.

Tulisan ini merupakan bagian lomba blog #ResolusiLebaranku
bersama situs keuangan www.cermati.com