Judul : Satu Kisah yang Tak Terucap
Penulis : Guntur Alam
Penerbit : GagasMedia
Terbit : Februari 2016
ISBN : 978-979-780-855-6
Jika aku berbagi rahasia paling rahasia, bisakah kau memastikan hatimu akan tetap milikku?
Laki-laki itu tampak asing di mata Ratna, tetapi tak sulit jatuh cinta kembali kepadanya. Dialah yang menuliskan nama mereka di pohon cinta yang melegenda di Pulau Kemaro. Tempat yang mengabadikan kisah cinta Putri Fatimah dan Pangeran Tan Bun An.
Pulau di timur Kota Palembang itu pulalah yang menjadi saksi kisah Ratna dan Lee, belasan tahun silam. Dulu maupun sekarang, binar itu masih sama. Namun, sebuah cemas bersarang dan Ratna tak kuasa mengusirnya.
Mungkin saja semua masih bisa sama saat hanya jarak yang memisahkan mereka. Hanya saja, sejauh mana kau bisa bertahan dalam sebuah rahasia dari orang yang kau cinta?
Ratna dan Lee. Bagaimana jika kisah mereka seperti legenda Putri Melayu dan Pangeran Negeri Tionghoa di Pulau Kemaro? Bahwa cinta sejati tak selamanya berakhir bahagia....
Laki-laki itu tampak asing di mata Ratna, tetapi tak sulit jatuh cinta kembali kepadanya. Dialah yang menuliskan nama mereka di pohon cinta yang melegenda di Pulau Kemaro. Tempat yang mengabadikan kisah cinta Putri Fatimah dan Pangeran Tan Bun An.
Pulau di timur Kota Palembang itu pulalah yang menjadi saksi kisah Ratna dan Lee, belasan tahun silam. Dulu maupun sekarang, binar itu masih sama. Namun, sebuah cemas bersarang dan Ratna tak kuasa mengusirnya.
Mungkin saja semua masih bisa sama saat hanya jarak yang memisahkan mereka. Hanya saja, sejauh mana kau bisa bertahan dalam sebuah rahasia dari orang yang kau cinta?
Ratna dan Lee. Bagaimana jika kisah mereka seperti legenda Putri Melayu dan Pangeran Negeri Tionghoa di Pulau Kemaro? Bahwa cinta sejati tak selamanya berakhir bahagia....
***
Tiap
kali mendengar kata Palembang, apa yang terlintas di kepalamu? Mungkin
ada yang menjawab Jembatan Ampera, sebagai ikon lansekap paling tenar di
ibukota Sumatera Selatan itu. Atau Pempek yang terkenal maknyus. Atau malah tentang fenomena gerhana matahari total yang nanti terjadi tanggal 9 Maret.
Namun,
pernahkah kau mendengar tentang Legenda Pulau Kemaro di Palembang?
Kemudian, bagaimana dekatnya hubungan masyarakat lokal dengan masyarakat
Tionghoa di sana? Lalu, bagaimana pula dengan kekayaan kuliner
Palembang lainnya, selain Pempek?
Belum kan? Kalau aku sih, belum.
Beruntungnya, Gagas Media mengeluarkan seri Indonesiana yang mengangkat beberapa budaya lokal dalam bingkai cerita pop roman.
Nah,
Guntur Alam memotret sisi lain Palembang, yang mungkin belum banyak
digali penulis lain, melalui novel terbarunya: Satu Kisah yang Tak
Terucap.
Roman
di novel ini menceritakan tentang naik turunnya suasana hati serta
lika-liku perjalanan Ratna dan Lee yang dijodohkan keluarga mereka
karena tak kunjung menikah. Ternyata urusan belum menikah di usia yang
makin matang jadi polemik tak berkesudahan dan bisa membuat salah paham
(Guntur bukan berusaha curhat ya,... atau mungkin memang begitu? #eaaa).
Ratna dan Lee teman masa kecil, bukti bahwa friendzone itu bukan
sekadar mitos belaka. Namun, layaknya remaja yang malu-malu kucing,
mereka menutup rapat rasa sukanya atas nama persahabatan.
Namun,
sesungguhnya ganjalan terbesar adalah rahasia kelam yang masing-masing
disimpan oleh Ratna dan Lee. Guntur menggiring pembaca pelan-pelan
menguak apa rahasia Ratna, yang menurutku dituturkan dalam porsi yang
cukup, serta dikiaskan dengan baik. Sementara itu, pengalaman buruk Lee
dalam percintaan, juga menjadi borok yang memakannya hidup-hidup.
Rahasia-rahasia inilah yang membuat Ratna dan Lee yang sebenarnya sudah
sama-sama cinta, merantai hati mereka di masa lalu. Cerita makin
diperumit dengan datangnya teman masa kecil Ratna yang ikut menyampaikan
rasa cinta, desakan keluarga yang terus datang bertubi-tubi, bahkan
dari ibu Ratna sendiri sampai keduanya terlibat pertengkaran hebat.
Guntur
yang biasanya bertutur ala sastra koran, dengan genre gothic, menurutku
mampu menyajikan kisah dengan bahasa pop roman yang lebih ringan
dibaca. Adegan demi adegan ditata sedemikian rupa demi tujuan bercerita,
sekaligus tidak menumpahkan semua bagiannya agar pembaca terus
menebak-nebak arahnya. Yang menarik, Guntur sengaja tidak memotret
perbedaan agama dalam percintaan Ratna dan Lee. Tindakan cukup bijak,
mengingat fokus utama ceritanya adalah budaya Indonesia, bukan novel
kritis yang mengangkat friksi agama. Selain itu, penempatan porsi
lokalitasnya pas. Legenda Pulau Kemaro disandingkan dengan cerita Ratna
dan Lee, berkelindan menjadi bagian tak terpisahkan. Ini membuat budaya
Palembang yang diangkat, tidak sekadar tempelan belaka agar terkesan
lokal.
Nah,
aku yakin setiap orang memiliki rahasia paling kelam, disimpan
serapat-rapatnya di dalam hati. Termasuk kamu yang sedang baca postingan
ini. Kalau rahasiamu itu menahan langkahmu untuk lebih bahagia, kamu
wajib baca buku ini. Kamu akan menemukan potongan dirimu sendiri,
berkaca, lalu kauputuskan sendiri:
Apa kau biarkan satu kisah yang tak terucap itu, mengendalikan hidupmu?
Giveaway:
Ada satu novel Satu Kisah yang Tak Terucap karya Guntur Alam, geratiiiissss buatmu. Caranya gampang. Yuk ditengok:
1. Jawab pertanyaan ini: Bagaimana caramu bisa terbebas dari rahasia kelam masa lalu?
2.
Tulis jawabanmu di kolom komentar di bawah ini. Sertakan nama serta
akun media sosialmu, seperti twitter, facebook, dan sebagainya.
3.
Kamu juga wajib share postingan ini di media sosialmu, terutama
facebook dan twittermu (pastikan akunmu tidak dikunci agar bisa
terkonfirmasi). Jangan lupa mention atau tag Guntur Alam (@AlamGuntur)
dan Penerbit Gagas Media (@GagasMedia) ya?
4. Jawaban ditunggu sampai Selasa, 1 Maret 2016 pukul 23.59 ya.5. Selamat mencoba!