Powered By Blogger

Senin, Desember 14, 2015

[Perfect Pain] Di Balik Luka yang Sempurna



Jika ada yang bertanya, mana yang lebih sulit, menulis After Rain atau merampungkan Perfect Pain, maka aku akan menjawab...,
Perfect Pain jauh, teramat sangat lebih menantang.



Aku menulis kisah Seren dalam After Rain dengan perasaan ringan dan riang. Tak ada ekspektasi. Tidak membawa beban pesan atau perasaan tertentu (walaupun banyak yang menganggap Seren itu sebenarnya aku sendiri, padahal BUKAN).

Sesungguhnya, aku memiliki ketertarikan khusus tentang isu-isu perempuan, mulai dari kesetaraan gender, kesamaan hak dasar perempuan, hingga kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan. Dalam perjalanannya, aku mendapati banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga terjadi di kehidupan sehari-hari, baik dari berita di televisi, artikel di koran dan majalah, bahkan curhatan beberapa kenalan. Cerita-cerita itu berkelindan, menjalin sebuah perasaan kuat.
Aku merasa, ini harus dituliskan.
Harus!
Saking kuatnya perasaan itu, aku seperti membayangkan diriku tengah “dihampiri” sesosok perempuan kurus semampai, dengan gaun putih yang ujungnya selalu meliuk dipermainkan angin. Dia mengenalkan dirinya bernama Bi dan memintaku menuliskan kisahnya. Kisah tentang lukanya yang sempurna; luka karena mencintai.
Absurd sih, dan agak horor, tapi kuanggap saja itu bagian dari proses kreatif.

Akhirnya aku mulai menyusun premisnya. Dari premis itu, kukembangkan menjadi sinopsis, lalu terus kupaparkan detailnya dalam bentuk outline.

Seperti yang tadi kusampaikan, ada tantangan lebih besar saat menuliskan Perfect Pain. Tantangan pertama adalah ketakutanku sendiri tentang naskah ini. Bayang-bayang kesuksesan After Rain begitu kuat, sehingga ekspektasi pembaca terhadap novel keduaku ini begitu tinggi. Mereka tentu ingin cerita yang lebih menarik, yang ditulis dengan teknik penceritaan yang lebih baik, serta karakter yang lebih memikat.
Tantangan kedua adalah emosi cerita yang terlalu kuat. Tidak bisa dipungkiri, beberapa adegan dalam novel Perfect Pain begitu intens. Saking pekatnya, sampai menyeretku menjadi pribadi yang emosional juga. Aku jadi gampang sedih, mudah menangis, sedikit lebih temperamental; sampai-sampai aku harus berhenti menulis dan menjaga jarak dengan cerita yang kutulis ini.

Di satu titik, aku merombak total alur Perfect Pain. Saat itu draf ini sudah selesai sampai sekitar bab ke sepuluh.  Aku mengubahnya dengan plot yang sama sekali baru, tokoh-tokoh yang berbeda, walaupun fokusnya tetap mengenai kekerasan terhadap perempuan. Beruntung, aku memiliki editor yang paham kegundahanku, Jia Effendie. Bukannya mendesak atau menasehati ini itu, dia membiarkanku bermain-main plot baru itu. Namun, dalam perjalanannya, aku hanya sanggup menuliskannya sampai bab empat atau lima, lalu mandek begitu saja. Mau kuutak-atik, tetap saja cerita baru itu jalan di tempat. Pasrah! Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke plot awal dan melanjutkannya sampai selesai.

Yang membantuku melewati proses “menyakitkan” menulis Perfect Pain adalah dukungan tim first readers-ku, teman-teman sesama penulis lainnya, serta editor-editor Gagas Media. Mereka tak henti memberikan suntikan energi positif. Aku sadar, tak peduli sekelam apapun cerita Bi ini, dia harus sampai di garis finish. Memang benar, setelah membulatkan tekad, segalanya seperti dipermudah. Aku pun tiba di kata TAMAT.

Aku selalu ingat sebuah pertanyaan yang dilontarkan seorang penulis senior padaku: Kenapa kau menulis sebuah cerita?
Buatku, menulis Perfect Pain, sesuai dengan namanya adalah sebuah luka yang sempurna. Namun, aku menikmati prosesnya. Aku tumbuh beserta cerita ini; karena pada akhirnya aku berhasil menaklukkan diriku sendiri, mengalahkan ketakutanku, serta menjadi lebih kuat. Kurasa, pada titik-titik tertentu kehidupan kita, sesungguhnya ada Bi dalam diri kita.

Aku tidak berani menggantungkan impian terlalu muluk tentang Perfect Pain ini. Biarkan kalian yang membacanya menilai sendiri.
Selamat membaca.
Selamat mengenang lukamu sendiri; luka yang sempurna karena mencintai.

Salam,
Anggun Prameswari

PS: Jangan lupa mampir ke blog-blog di bawah ini ya. Ada lebih banyak cerita menarik mengenai Perfect Pain, plus ada giveway-nya juga. Penasaran, kan? Yuk, ramaikan.

Aku punya satu novel Perfect Pain bertandatangan, GRATISSS, spesial buatmu. Jawab pertaanyaan berikut di kolom komentar:
Kalau kamu bisa mengucapkan sesuatu untuk orang yang kau cintai, sekaligus menyakitimu, apa yang ingin kau katakan?
Sampaikan jawabanmu di kolom komentar di bawah ini, disertai dengan nama lengkap dan alamat email (wajib) dan akun media sosial yang kamu miliki (bisa FB/twitter).

Ayo, mari merayakan luka yang paling sempurna!

43 komentar:

Putri Lestari mengatakan...

Luka darimu telah mematikan rasa yang belum pernah kuungkapkan. Bahkan sekarang tak lagi ingin kuungkapkan. Sekalipun kau tersenyum padaku.

Nama lengkap: Putri Lestari
Email : putrilestari9293@gmail.com
Twitter : @putri9293

Unknown mengatakan...

Nama: Evita Menur Fauziah
Email: evita.mf[at]ymail[dot]com
twitter: @evitta_mf

Sudah tiga tahun aku tidak bisa jatuh cinta. Sepertinya karena pernah mencintaimu lalu terluka.

Fataya Azzahra mengatakan...

Biarkan aku yang merasa sakit ketika melihatmu bahagia dengannya. Cukup untukku melihatmu tersenyum bahagia saat kau bercerita tentangnya. Aku tak apa. Asal kau bahagia, aku kan tetap tersenyum dibalik luka yang telah ada.

Nama: Fataya Azzahra
Email: fataya.azzahra@yahoo.com
Fb/Twitter: Fataya Azzahra/@fatayaable

Didi Diana mengatakan...

Aku tidak menyesal karena mencintaimu, meskipun tiap kali aku hantarkan rasa itu kau hanya mampu menorehkan luka. Lukaku hanya satu; mencintamu. Tak ada bedanya, karena baik itu cinta maupun luka, keduanya sama-sama membuatku jatuh.

Nama: Diana Mahmudah
Email: dianamahmudah27@gmail.com
Twitter: dhi_yana

Ahmad mengatakan...

Nama: Aulia Resky
Email: rezaahmad524@gmail.com (ini email kakak kak:3 emailku ke block)
Fb/Twitter: Aulia Reski // @AuliaaRez

Kesalahan terbesarku adalah memberikan hatiku untuk kau patahkan, bibir tak mampu mengatakan, luka baru yang kau torehkan tak menutupi apapun melainkan goresan lama yang kembali terbuka. Aku mencintaimu tapi kau menyakitiku, entah tak sadar ataupun sadar. Cinta yang ku bangun untukmu, rasa sayang yang telah tumbuh, dengan satu kata, satu detik, kau mampu mematahkan itu semua. Selamat kau berhasil membuatku terjatuh berkali-kali, entah itu cinta ataupun kesakitan yang ku alami. Dan selamat kau telah menyakitiku, kau lelaki pertama yang berhasil membuatku menangis. Menangisi kebodohanku karena mencintai dirimu.

Deanti Aulia mengatakan...

Hai, Kamu. Seseorang yang telah menggoreskan luka di hatiku. Kini luka itu telah lama kering. Tapi entah mengapa bekasnya masih saja meninggalkan nyeri. Tak apa.. Aku telah terbiasa. Aku yakin ini adalah cara Tuhan agar menjadikanku lebih kuat. Terima kasih..

Nama lengkap: Deanti Aulia
Email : dea.aulia95@gmail.com
Twitter : @deantiaulia
FB: Dea Aulia

Unknown mengatakan...

Terimakasih telah mengajariku bagaimana caranya menyayangi seseorang dengan tulus dan merelakan ia pergi untuk selama-lamanya. Terimakasih telah berbagi canda, tawa, kepedihan dan kebimbangan hati. Terimakasih telah memberitahuku bahwa kau bukanlah yang terbaik. Terimakasih telah membuatku menjadi kuat dan berkali-kali ku ucapkan terimakasih karena engkau telah mengajarkan ku untuk tidak membenci orang yang menyakitimu. Aku tau sekuat apapun rasa benci ini ia akan kalah dengan sebuah perasan yang menggebu-gebu tiap engkau ada didekatku. Aku selalu memaafkanmu Kasih 🙏🏻

Agnes/Bookieslicious@gmail.com/@its_nessie

Ponco Adi Nugroho mengatakan...

Nama Lengkap : Ponco Adi Nugroho
Email : Poncoutinho10@gmail.com
Twitter : @Panu__
FB : Ponco Adi Nugroho

Setidaknya kau pernah berbagi bahagia denganku, meski kau akhiri dengan luka. Darimu aku belajar arti saling memiliki, dan mengikhlaskan yang telah pergi. Juga belajar untuk mengakui, tidak baik sesuatu yang sudah tidak sejalan harus terus dipertahankan. Semoga kita saling bahagia. Kau bersama dia, aku bersama entah siapa.

Rumah Cerita Asri mengatakan...

Nama : Asri Rahayu MS
Email : peekthebook@gnail.com
Teitter : @princessashr
FB : Asri Rahayu M S

Terima kasih karena kamu telah mengijinkanku untuk mencintaimu, merasakan rasa cinta dan kasih sayang dari dirimu.

Terima kasih juga, karena kamu telah mengijinkanku untuk merasakan sakit. Memang benar kata pepatah, kalau tak ingin sakit hati janganlah jatuh cinta. Tapi, setidaknya kamu telah mengajariku menerima rasa sakit ini. Jadi, seandainya nanti ada seseorang lain yang menyakitiku dan mencintaiku, aku tak akan terkejut.

Ratnani Latifah mengatakan...

Terima kasih, setidaknya kehadiranmu sempat memberi warna. Dan karenamu aku bisa menemukan dunia yang telah lama tak kugeluti--menulis. Dan karenamu juga, aku bisa mendapat inspirasi untuk goresan tinta yang kulukis. Dan darimu aku belajar ikhlas, serta sabar. Aku hanya berharap yang terbaik di antara kita. Saling mendoakan kebaikan masing-masing. Berbahagialah dengan hidupmu sekarang, karena aku pun telah mensyukuri semua yang telah terjadi--skenario yang ditetapkan Tuhan untuk kita. Karena memang seperti inilah perjalanan hidup. Ada suka juga duka.

Nama : Ratnani Latifah
e-mail : kazuhanael_ratna@yahoo.co.id
Twitter : @ratnaShinju2chi

Muizz mengatakan...

Terima kasih atas semuanya. Tanpa kamu sadari, kamu telah membuatku lebih dewasa dan pengalaman yang pasti akan berguna di kemudian hari.
Terima kasih, kau telah mematahkan hatiku berkali-kali. Tapi aku tak pernah dendam padamu. Aku mencintaimu, maka aku tak akan melakukan kejahatan yang pernah kau lakukan terhadapku untuk menyakitimu.
Terima kasih telah mengisi hari dan hatiku, meski aku tak pernah ada di hari dan hatimu. Semoga kau mendapatkan kebahagiaan yang kau inginkan.
Terima kasih.


Nama: Ahmad Abdul Mu'izz
Twitter/FB: @aa_muizz/Ahmad Abdul Mu'izz
Surel: dereizen@gmail.com

Muizz mengatakan...

Terima kasih atas semuanya. Tanpa kamu sadari, kamu telah membuatku lebih dewasa dan pengalaman yang pasti akan berguna di kemudian hari.
Terima kasih, kau telah mematahkan hatiku berkali-kali. Tapi aku tak pernah dendam padamu. Aku mencintaimu, maka aku tak akan melakukan kejahatan yang pernah kau lakukan terhadapku untuk menyakitimu.
Terima kasih telah mengisi hari dan hatiku, meski aku tak pernah ada di hari dan hatimu. Semoga kau mendapatkan kebahagiaan yang kau inginkan.
Terima kasih.


Nama: Ahmad Abdul Mu'izz
Twitter/FB: @aa_muizz/Ahmad Abdul Mu'izz
Surel: dereizen@gmail.com

bintang ach mengatakan...

Biarkan aku sendiri, dalam balutan luka ini. Meskipun sebenarnya hati ini masih mencintaimu, tapi luka ini lebih mengajarkanku bahwa jatuh ke dasar hatimu adalah suatu kesalahan besar. Aku tak menyesalinya, selagi kau mendapatkan cinta dari luka yang kau berikan. Maka, lukailah aku ~ demi cintamu :)
.
Nama: Bintang Permata Alam
eMail: bintangpermata45@gmail.com
Twitter: @bintang_ach

Meliya Indri mengatakan...

Kalau Kata Dee.. Sebuah hubungan ada masa kadaluarsanya. Bertemu, dekat, kemudian berpisah, ada waktunya.
Setiap orang bisa saja membuat kesalahan bukan? Kalau ada luka karena berlebihan menyukai semoga sekarang tak meninggalkan bekas lagi.
The show must go on.. Walaupun kita hidup dibawah langit yang sama kita punya tujuan yang berbeda.
Pada akhirnya, semoga kita sama-sama bahagia bersama orang yang berbeda.

Meliya Indri
Twitter: @MeliyaIndri
Fb: Meliya Indri
Email: meliyaindri24@gmail.com

Unknown mengatakan...

Terimakasih telah membuatku jatuh cinta padamu. Mencintaimu memberi kebahagiaan tersendiri yang tak bisa dipungkiri, meski hanya diawal. Dan untuk luka yang kau beri, bukanlah suatu alasan untuk membenci. Meski awalnya rapuh, tapi karena luka itu menjadikan hati lebih kuat. Dan juga lebih berhati-hati terhadap cinta. Karena sejatinya tidak ada kebahagiaan yg sempurna kecuali harus merasakan luka terlebih dahulu.

Nama: Ulfa Nursyifa
Twitter: @ulfaminha
Email: ulfansyifa@gmail.com

Unknown mengatakan...

Jika aku boleh jujur, aku amat sangat bersyukur dapat mencintaimu selama ini. Kenyataan bahwa aku mencintai seseorang sepertimu membuatku menemukan arti yg sebenarnya dari kalimat 'Mencintai tanpa mengharap balasan'. Aku hanya ingin mengutarakan kata yg tak pernah bisa kukatakan padamu hari itu. Kata "Aku mencintaimu" yg berdengung di antara gesekan dedaunan yg tertiup angin. Degup jantung yg terhenti sesaat. Airmata yg tiba tiba menetes, melihatmu tengah bermesraan dengannya. Rasa sakit yg paling sempurna dan tak pernah bisa kulupakan. 4 tahun telah berlalu sejak hari itu, dan aku masih saja tak bisa mengatakan kata itu. Banyak hal telah berubah. Namun ada satu hal yg masih tetap sama sejak dulu, kau tetaplah Sang Pangeran Berkuda Putihku. Tak pernah berubah. Aku sadar, seberapapun aku berjuang untuk terlihat di matamu, tak pernah ada tempat untukku. Baik di matamu ataupun di hatimu, semuanya dipenuhi oleh sosoknya. Wanita yg amat sangat kau cintai. Ia adalah wanita yg hebat. Sedangkan aku hanyalah seorang wanita lemah yg hanya bisa mencintaimu dari kejauhan. Menjadi pengagum rahasiamu. Mencari beribu alasan agar dapat melihatmu walau hanya dapat melihatmu di balik pepohonan. Semua akan kulakukan agar dapat melihatmu bahagi, walau harus merenggut satu satunya kebahagiaan yg aku miliki. Berbahagialah dengannya jika memang hanya dialah yg dapat membahagiakanmu. Aku akan ada di sini, di tempat yg jauh berselimut kenangan indahku denganmu. Sebagai salam perpisahan, akan kukatakan kata yg tak pernah bisa kukatan sejak dulu. Aku mencintaimu. Dulu, sekarang dan selamanya atas seizin Allah. Terima kasih kau telah mewarnai hariku selama ini. Maafkan aku, karena aku dengan lancangnya telah mencintaimu. Selamat tinggal wahai cinta pertamaku yg selalu aku cintai dan yg selalu membuatku meneteskan airmata. Semoga kita dipertemukan kembali di masa depan.

- Nama : Elsa Vira Ayu Dyan Martha Putri Aryani
- E-mail : elsaelf37@gmail.com
- Facebook : Elsa Vira Ayu
- Twitter : @elsa_virayu

Unknown mengatakan...

Hai terkasih, semoga kau masih mengingatku.
Ini aku wanita yang entah bagaimana tak mampu membedakan antara bodoh, luka, dan cinta. Walau seharusnya cinta tak menyakiti, kau menyempurnakanku dengan rasa yang tak pernah kubayangkan apalagi kuharapkan. Rasa yang kau sebut-sebut cinta padahal itu luka. Tapi sekarang luka dan cinta tak ada bedanya lagi, sama seperti aku yang tak bisa membedakan benang tipis pemisah antara cinta tapi bodoh atau bodoh tapi cinta.
Biarkan luka itu tetap membekas, karena memang begitu seharusnya.
Itu tandanya aku pernah mencintai, dan orang itu kamu. Sebab tak ada lagi yang mampu mencintai seluka dan sebodoh ini selain aku, dan tak ada lagi yang bisa melukai secinta ini selain kamu..

Dias Shinta Devi
diasshinta.iyas@gmail.com
@DiasShinta
thanks kak! sukses teruuus <3 :)

Agatha Vonilia mengatakan...

Aku merindukanmu walaupun kau masih menyisakan duka terdalam padaku. Aku hanya ingin bertemu denganmu sekali saja seumur hidupku ini entah itu di tengah jalan atau dimanapun. Jangan menghindariku lagi. Aku memaafkanmu, aku hanya ingin menyampaikan ini saja. Aku tahu kamu masih sayang padaku. Sejam atau semenit atau sedetik saja tolong temuin aku. Aku hanya ingin melihatmu dalam keadaan baik-baik saja.

Nama : Agatha Vonilia Marcellina
Email : agathavonilia@gmail.com
Akun twitter : @Agatha_AVM

Nur balqis mengatakan...

Terimakasih kamu telah memberikan rasa sakit yg baru dalam crta hidupku, dan ak cuman berharap supaya tidak ada aku aku yg laen, Karena ak tidak mau melihat org laen merasakan sakit yg ak rasakan

Nama :Nur balqis
E-mail: b.nur33@yahoo.com
Twitter : @balqiz2

Aparajita mengatakan...

Bagaimana kabarmu, mas? Sudah tak sering sakit lagi kah dirimu?
Aku sempat khawatir sejak kau memilih pergi dariku, khawatir apakah wanita itu bisa merawatmu lebih baik dariku jika kamu sakit. Tapi sepertinya kau terlihat baik saat ini, syukurlah.
Oh, ya, aku juga tentu saja dalam keadaan baik. Bahkan sebelumnya aku tak pernah merasa baik seperti saat ini. Lihat, sekarang aku masih bisa menantang matamu ketika berbicara, bertanya kabarmu, dan kalau kamu juga ingin situasi ini lebih cair aku bisa bergurau sedikit untukmu.
Hahaha. Sudah, aku sudah tak sakit lagi, mas, sudah tak seperti sesaat kau memutuskan untuk pergi saat itu. Aku juga sudah tidak rindu lagi dimalam hari. Waktu benar-benar telah membantuku. Kesibukanku, tak kembalinya dirimu, serta bahagianya dirimu dengan wanita itu telah mendikte pikiranku bahwa memang dia yang pantas bersamamu, dan itu benar-benar menenangkan jiwaku. Sekarang aku ikhlas, mas. Aku telah bahagia, dan kau juga teruslah bahagia seperti itu yaa.

Oh, aku sudah harus pergi, mas. Orang lain sudah menungguku. Mungkin waktu akan mempertemukan kita lagi lain kali. Tapi tenang, jika selama kita belum dipertemukan itu kau sakit sedang wanitamu tak mengerti cara untuk merawatmu, alamat rumahku masih sama seperti yang dulu, datanglah.


Nama : Pratiwi Putri
E-mail : tiwiputri123@gmail.com
Twitter : @tiwikkputri

novaip mengatakan...

Nama : Nova Indah Putri Lubis
Email : n0v4ip[at]gmail[dot]com
Twitter : @n0v4ip

Terima kasih untuk setiap luka dan rasa sakit yang pernah kau torehkan dalam hidupku, karena tanpanya aku tidak akan pernah mendewasa seperti sekarang. :)

Anonim mengatakan...

Terimakasih sudah meninggalkan luka yang sempurna di hatiku. Kini bahkan aku memberi tembok yang tinggi terhadap dirimu. Sakitku ini tak perlu kau pertanyakan lagi. Selamat tinggal dan jangan datang lagi, walau hanya sekelebat kenangan saja. Terimakasih telah pernah hadir dalam hidupku dan pernah menemani hari-hariku. Tapi kini biarkan hidupku tenang tanpa dirimu dan luka yang kau timbulkan.



Nama : Nurhidayanti
E-mail : Ynurhida89@yahoo.com
Twitter : @CallMe_Yanti

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

Sering aku berandai-andai, seandainya saja hari itu kita tidak pernah bertemu. Tentu aku tidak akan pernah mengenalmu. Dengan begitu aku tidak akan jatuh cinta padamu dan melewati hidupku merasakan semua hal menyakitkan itu. Seandainya saja jalan hidup kita tak pernah bersinggungan. Sungguh, aku menyesali hari saat pertama kali melihatmu. Sekarang,tolong katakan padaku, apa yang harus kulakukan dengan kenyataan ini? Bahwa betapapun, aku masih saja mencintaimu meski tak jua sanggup memaafkanmu?

nama:ade mari
e-mail:ade.mariyati@gmail.com
twitter: @AzmiNihayah

Anonim mengatakan...

Sering aku berandai-andai,seandainya saja hari itu kita tidak pernah bertemu.Dengan begitu aku tidak akan pernah mengenalmu.Dengan begitu aku tidak akan jatuh cinta padamu dan melewati hidupku merasakan semua hal menyakitkan itu.Seandainya saja,jalan hidup kita tak pernah bersinggungan.Sungguh, aku menyesali hari saat pertama kali melihatmu.Sekarang,tolong katakan padaku,apa yang harus kulakukan dengan kenyataan ini? Bahwa betapapun,aku masih saja mencintaimu meski tak jua sanggup memaafkanmu?


nama:Ade Mari
e-mail:ade.mariyati@gmail.com
twitter:@AzmiNihayah






.Sungguh,betapa aku menyesali hari saat pertama kali melihatmu.Sekarang, tolong katakan padaku,apa yang mesti kul

Anonim mengatakan...

Sering aku berandai-andai,seandainya saja hari itu kita tidak pernah bertemu.Dengan begitu aku tidak akan pernah mengenalmu.Dengan begitu aku tidak akan jatuh cinta padamu dan melewati hidupku merasakan semua hal menyakitkan itu.Seandainya saja,jalan hidup kita tak pernah bersinggungan.Sungguh, aku menyesali hari saat pertama kali melihatmu.Sekarang,tolong katakan padaku,apa yang harus kulakukan dengan kenyataan ini? Bahwa betapapun,aku masih saja mencintaimu meski tak jua sanggup memaafkanmu?


nama:Ade Mari
e-mail:ade.mariyati@gmail.com
twitter:@AzmiNihayah






.Sungguh,betapa aku menyesali hari saat pertama kali melihatmu.Sekarang, tolong katakan padaku,apa yang mesti kul

Naswa mengatakan...

Kita berdua tahu jika mencintai bukanlah kesalahan. Seperti aku yang mencintaimu? Meskipun sakit tapi aku akan tetap tak bisa memungkiri aku mencintaimu. Cinta ini menyakitkan, karena aku tak mampu meninggalkanmu. Luka itu masih aku simpan didalam hati, bukan karena aku tak mampu mengatakannya padamu...
Bertahan hanya itu yang mampu aku lakukan. Tak bisakah kau lihat mataku, rasakan rasa sakit yang kau torehkan. Abadi ya abadi....

Nama:Naswati
E-mail : Naswanassa@gmail.com
Twitter : @naswa95

Unknown mengatakan...

Thanks for teaching me something new. Because from you, finally I realize that I can bear it all. Even with or without teardrops, regret, and sorrow.

***

Nama: Aya Murning
Email: ayamurning@gmail.com
Twitter: @murniaya

Unknown mengatakan...

Kamarku, 19 Desember 2023


Hallo kamu! Apa kabar? Apa kamu masih setampan dulu? Hehe. Kamu masih ingat aku? Iya, aku si Senja yang dulu kamu puji-puji. Dulu sekali.

Aku mengirim surat ini, karena aku mau pamer sama kamu. Haha... Lusa, aku akan menikah! Tetapi, maaf ya, aku tidak akan mengundangmu.

Kamu tahu? Aku menikah karena di jodohkan. Hebat bukan? Hehe. Orang tuaku pusing, anak gadisnya belum menikah juga. Karena itu, mereka menjodohkanku. Mereka tahu aku tidak mampu. Aku tidak mampu melupakanmu, tidak mampu melupakan cintaku padamu, melupakan luka yang masih menganga ini, serta yang paling fatal tidak mampu menghilangkan bayangmu dari mataku. Jadi, bisa dibilang sedikit banyaknya aku dijodohkan karena ulahmu.

Aku bodoh, ya? Hehe.

Apakah aku boleh meminta doa kepadamu? Doakan aku cepat melupakan luka dan cinta ini, kalau perlu memindahkan cintaku padamu kepadanya, pria yang bahkan lebih tampan darimu. Dan mengembalikan luka kepadamu. Hehehe.

Sudah dulu, ya. Semakin lama aku semakin terlihat tidak berdaya atas masa lalu. Oh, iya, jangan lupa doakan pernikahanku lancar! Hehe. Dan satu lagi, aku tidak menuntutmu untuk membalas suratku. Kamu sudah membacanya pun aku sangat bersyukur.

Sampai jumpa, Pagiku.

Dari aku, yang mencintaimu.
Untukmu, yang melukaiku.



Nama : Dika Ezati
Email : dikaezati@yahoo.co.id
Twitter : @dikaezati

Eni Lestari mengatakan...

Nama: Eni Lestari
Email: shinra2588@yahoo.com
Twitter: @dust_pain

hai, kamu. aku punya kabar baik. aku sudah move on. ya, setelah sekian lama, akhirnya aku bisa move on. apa begitu berat? ya, tentu saja. tapi, aku gak apa-apa. aku berusaha. aku berubah menjadi lebih tangguh dari sebelumnya.

buat kamu, semoga bahagia, ya. pesanku, jangan melakukan hal yang kamu lakukan dulu padaku ke dia. kasihan dia. jangan lagi ada aku aku yang lain yang terluka.

udah, gitu aja :)

Cahya mengatakan...

Nama: Cahya
Twitter: @chynrm
Email: cahyasptm@gmail.com

Semoga kamu cepat insyaf, sehingga nggak nambah lagi korban lain yang sakit hati gara-gara kelakuan kamu. Kamu baru akan tahu nyeseknya saat kamu udah jadi seorang bapak dan putrimu diperlakukan dengan hal yang sama seperti yang sudah pernah kamu lakukan. Kamu nggak mau kalau itu sampai terjadi sama kamu kan? Makanya, SADAR!

Rini Cipta Rahayu mengatakan...

Rini Cipta Rahayu
rinspiration95@gmail.com
@rinicipta

Semoga kita berbahagia. Ada masa ketika kita bersama, dan ada pula masa ketika kita berbeda. Masa bersama adalah pelajaran luar biasa, masa berbeda adalah pengalaman mengenyembuhkan luka.
Selamat hidup dalam timurmu! Aku pun sedang berjuang di timurku :)

Unknown mengatakan...

Nama: Ratna Yudha
Twitter: @mrs_muhandoko
Email: mrs.muhandoko@gmail.com

Hai kamu, saat kita berpisah dulu, perpisahan kita bukan perpisahan yang manis. yeah, aku tahu, mana ada perpisahan yang manis ? Yang kutahu, hingga beberapa waktu berlalu, sakit itu masih melekat erat-erat di sudut hatiku. Menghadirkan pekat yang semakin memerangkap. Yang aku juga tahu, kita berhak mencintai siapapun yang kita mau, tapi aku tak berhak menggerakkan kaki tangan takdir agar bisa bersatu denganmu.
Lucu bukan, aku yang dulu selalu mengejar-ngejarmu. dan kau hanya diam di situ tanpa melakukan sesuatu untuk sekadar menggapai tanganku.
ya, lucu. aku sering mentertawai diriku karena terlampau memujamu. sudahlah, itu dulu.
Hai, kamu. Aku sudah melupakanmu.

Annisa Nur Azza mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Annisa Nur Azza mengatakan...

Aku sih mau dia dengerin satu bait lirik lagu ini

Kamu berbohong aku pun percaya , kamu lukai ku tak perduli
coba kau fikir dimana ada cinta seperti ini
Kau tinggalkan aku , ku tetap disini
kau dengan yang lain ku tetap setia
jangan kau tanya apa aku cuma punya hati


Terus aku bakal bilang
Karena cinta yang kamu bawa menjelma menjadi dua rasa yang berbeda, Terkadang rasa manis bahagia namun sering pula rasa sakit terluka, Menjadikan aku lebih memilih diam menerima. Selama kamu mau tetap disisi ku, sungguh aku tak apa. :" :"

Duh GA nya bikin baper deh kak :" jadi nyesek sendiri . semoga ada keajaiban si do'i liat tulisan ini :3 #ups

Nama : Annisa Zulfa Nur Azza
Twitter: @annisa_nurazza
Email: annisa_nurazza@yahoo.com

Tribun Kepton mengatakan...

Memilih menghindar meski hati ingin bicara, memilih diam dalam senyuman pahit yang kupunya.
Sakit bukan krn Belum sempat ku ungkapkan perasaan ini tapi lebih sakit kalau nanti jadi tak saling kenal bahkan dalam kelas.
Aku belum siap menjaga perasaanmu, dan tak mampu menyakiti perasaanmu.

Untukmu, cewek yang pertama kali ku kenal dan bertegur sapa saat jadi mahasiswa baru di kampus(2014).
Biarkan hatiku kering dengan sendirinya daripada harus mengurangi semangat belajarmu, karena aku takut efek pertengakran cinta sekelas itu parah.

Facebook : Ld Muh Miftahul Ulum
Twitter : @Asia_48
E-Mail : LM.Miftahul.Ulum@gmail.com

Ten Akatsuki mengatakan...

Ten | regulus_noel@yahoo.com | tw: @ten_alten

"Kalau kamu bisa mengucapkan sesuatu untuk orang yang kau cintai, sekaligus menyakitimu, apa yang ingin kau katakan?"

Aku akan bilang ke dia, "terima kasih karena pernah masuk dalam hidupku dan memberi warna cerita dalam perjalanan hidupku. karenamu aku tau apa itu cinta, apa itu arti dicintai dan mencintai, walau tak pernah kubayangkan akhirnya akan sesakit ini. darimu aku jadi tahu, bahwa jatuh cinta itu sepaket dengan 'jatuh' cinta.. tak ada yang namanya 'jatuh' itu tak sakit."

Unknown mengatakan...

Naning Pratiwi
@chelseas_lovers
chelsea_Lovers83@yahoo.com

Satu hal yang aku dapat dari kebersamaan sama kamu. Aku terlalu buta dan terlalu naif mengartikan cinta. But, terimakasih untuk semua luka dan kenangan manis yang ternyata menyakitkan di masa depan. Dan sampai jumpa, sampai jumpa di masa depan ketika aku akan biasa-biasa saja ketika melihat bahkan berpapasan dengamu bersama dirinya :D :D :D

nurma mhamha mengatakan...

jika kamu tahu seberapa dalam lukaku dan seberapa dalam cintaku, akankah kamu masih akan menyakitiku, sekali lagi??

Ita Sholihatin mengatakan...

Ita Sholihatin
itasholihatin@yahoo.com
@terhujan

Benci adalah ketika aku membiarkan maafmu menggantung di udara, dan aku tak berniat untuk menangkapnya. Sedang cinta, yang membuatku selalu enggan untuk melakukannya.

Unknown mengatakan...

Dulu aku selalu berharap bahwa kamu adalah pelabuhan terakhir ku yang akan mendampingiku saat senang maupun duka, seperti hal.hal menyenangkan yg selalu kita lakukan saat kita bersama dulu. Aku selalu mengalah sama kamu, tiap kali kamu salah aku selalu memaafkan kamu walaupun tiap aku yg salah kamu marah.marah gak jelaspun aku selalu mencoba menerima.

Saat kamu berubah aku mulai merasa bahwa hubungan kita ini aneh, dimana aku selalu menjadi orang yg paling banyak berkorban buat mempertahankan hubungan kita ini. Kamu minta barang apapun pasti aku kasih, dan aku nggak pernah meminta apa pun dari kamu, aku hanya minta kamu terus sama aku, kamu sayang sama aku. Tapi apa yg kamu lakuin kamu tinggalin aku begitu aja. Apa dia lebih bisa memahami kamu daripada aku? Apa semua perhatian aku masih kurang dan dia bisa kasih perhatian lebih buat kamu?
Setelah membawa ku terbang tinggi dengan angan.angan yg indah kamu jatuhin aku gitu aja. Sakit banget, saat aku bisa lupain kamu tapi kenangan seolah enggan pergi dari memori otak dan hatiku. Aku tau aku nggak sempurna seperti yg kamu mau, dan aku sadar itu. Cinta telah membutakanku, cinta telah membuatku menjadi orang bodoh yg masih saja mengharapkanmu setelah apa yg kau lakukan padaku.

Tapi aku sekarang sadar bahwa kamu bukan yg terbaik buat aku, untuk menghindarkanku dari orang yg salah Tuhan mematahkan hatiku.
Terima kasih Tuhan telah menyelamatkanku dari bayang semu.
Dan terima kasih buat kamu yg menjadikanku seorang cewek yg tegar, terlatih patah hati, dan sadar bahwa cinta aja tidak cukup untuk membuat bahagia, tapi masih butuh bumbu pelengkap kepercayaan untuk menyempurnakan suatu hubungan. Sekali lagi terima kasih sudah singgah sejenak dan menorehkan goresan luka yg kekal ini.

Patah hati bukan vonis mati ^_^

Nama: Eris Andriani
Email: ayaseyis@gmail.com
Twitter: @RizAnNie88

edelweißblüten mengatakan...

Aku tidak pernah menyesali rasaku padamu karena rasa ini tumbuh dengan ketulusan dan hingga kini yang ku tahu cinta tak mengenal penyesalan

Nama: Eidellweist
Blog: eidellweistnohana.blogspot.co.id
Twitter: @dkeidellweist

Unknown mengatakan...

Hai, sudah lama tidak bertemu.. apa kabar ?
Tiba tiba teringat cerita yg pernah kita upayakan dan kita lukai itu bersama. Ya kita pernah sama sama jatuh dan terluka, luka yg hingga saat ini sanggup membuat ku tidak dapat merasakan apa apa. Semua hal terasa begitu nyeri .. bagaimana ini? seharusnya aku sudah berhasil sembuh dan pergi jauh jauh, tapi rasanya mau kemana pun aku bersembunyi luka itu sempurna terlihat seperti borgol yg terus mengikat hati. Terus mengikat .. hingga aku tidak dapat bergerak dan kelelehan.
Separah inikah luka yg tergores? Bagaimana dengan mu .. apa kamu juga merasakan perih setelah melukaiku? jangan sekalipun menyesali nya, aku mohon .. . Karena aku tidak ada nyali untuk berharap tentang mu, setidaknya hanya untuk melihat bayangan mu pun aku tidak berani.
Bagaimana kalau kita membuat sesuatu yg lebih mudah ? lepaskan dan relakan aku berjalan bahkan berlari menjauh sangat jauh dari mu dan sambil berlalri aku akan berdamai dengan hati ini untuk memaafkan mu.. tidak aku tidak akan memaksa hati ku cepat cepat, hanya jika dia siap untuk memaafkan saja dan pada saat itu aku merasa sangat yakin semua akan terasa lebih mudah. Tp hari ini aku ingin menikmati semua luka, luka yg sempurna dan aku rindu. Itu saja.


Nama : Annisa Meniq
Email : suryandani.annisa@gmail.com
Twitter : @annisameniq