"Ia selalu ada.. Rasakan kehadirannya.."
Pernahkah kamu bertanya, mengapa senyuman yang selalu dia perlihatkan ketika melintasi kelasmu setiap pagi membuat jantungmu memompa darah lebih cepat?
Pernahkah kamu bertanya, mengapa obrolan tak serius di perpustakaan dengan dia menjadi pemicu mimpi indahmu di malam hari?
Atau, mengapa cemburu yang muncul setelah melihat dia berjalan ke kantin dengan yang lain membuat harimu terasa berantakan di sekolah?
Jangan menduga-duga jawaban. Mungkin itu cinta.
Sama seperti enam belas kisah yang ditulis oleh Guntur Alam, Anggun Prameswari, Faisal Oddang, Pretty Angelia, Ria Destriana, Fakhrisina Amalia Rovieq, Afgian Muntaha, Pipit Indah Mentari, Mel Puspita, Fitriyah, Karina Indah Pertiwi, Afin Yulia. Ruth Ismayati Munthe, juga Dilbar Dilara.
Mereka merasakan kehadirannya. Tak pernah absen.
Cinta itu selalu ada... di sekolah.
Pernahkah kamu bertanya, mengapa senyuman yang selalu dia perlihatkan ketika melintasi kelasmu setiap pagi membuat jantungmu memompa darah lebih cepat?
Pernahkah kamu bertanya, mengapa obrolan tak serius di perpustakaan dengan dia menjadi pemicu mimpi indahmu di malam hari?
Atau, mengapa cemburu yang muncul setelah melihat dia berjalan ke kantin dengan yang lain membuat harimu terasa berantakan di sekolah?
Jangan menduga-duga jawaban. Mungkin itu cinta.
Sama seperti enam belas kisah yang ditulis oleh Guntur Alam, Anggun Prameswari, Faisal Oddang, Pretty Angelia, Ria Destriana, Fakhrisina Amalia Rovieq, Afgian Muntaha, Pipit Indah Mentari, Mel Puspita, Fitriyah, Karina Indah Pertiwi, Afin Yulia. Ruth Ismayati Munthe, juga Dilbar Dilara.
Mereka merasakan kehadirannya. Tak pernah absen.
Cinta itu selalu ada... di sekolah.
Ini adalah antologi bersama pertamaku di tahun 2015, sekaligus merupakan omnibus ke sepuluhku selama berkarir sebagai penulis prosa. Awalnya, ini merupakan proyek besutan sahabatku, Guntur Alam, yang memang berdedikasi tinggi memajukan dunia penulisan Indonesia melalui tangan-tangan penulis baru.
Napas utama serta benang merah buku ini adalah cinta di sekolah, persis dengan judulnya "Love at School". Tentu sudah bisa ditebak bahwa banyak cerita merah jambu dengan latar sekolah terangkum di buku ini.
Cerpen yang kutulis di buku ini berjudul "Dongeng Bunga Matahari". Ide awalnya adalah seorang murid yang naksir gurunya sendiri, terinspirasi dari beberapa pengalamanku sebagai guru. Untuk mengaitkannya dengan gaya roman depresi yang sering kupakai dalam tulisan, aku membubuhkan puisi dan ending yang membilurkan hati. Seperti apa ceritanya? Nih, kuberi sedikit cuplikannya...
Dulu bunga matahari adalah penjelmaan seorang dewi di khayangan. Dewi
yang sangat cantik, berkulit kuning langsat dan berambut emas. Tapi dewi ini
jatuh cinta pada mentari yang menyinari bumi. Sang dewi ingin sekali memiliki
mentari yang memiliki senyum yang bisa menghangatkan dunia, tapi itu menyalahi
aturan semesta. Ia pun dikutuk menjadi bunga. Ia memohon, walaupun telah
dikutuk menjadi bunga, ia masih tetap bisa menatap senyum mentari yang ia
cintai, dan jadilah ia bunga matahari yang mengikuti ke mana sang mentari
pergi.
Kisah cinta yang menyedihkan, bukan? Karena itulah, aku sungguh suka
bunga matahari. Karena seperti itulah kisah cintaku. Seperti dewi khayangan
yang jatuh cinta pada sang mentari, aku jatuh cinta pada yang tak boleh
dicintai. Pasti
sebentar lagi aku akan dikutuk.
Buruan beli bukunya dan kenanglah masa sekolahmu dengan cara yang manis,
... karena selalu ada cinta di sekolah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar